Skip to main content

Rafting! - Part Three - The Trip

*Berdasarkan aba-aba* Stretching-streching, goyang pala kiri kanan, pinggul, kaki, beres. Akherna kita nurunin tangga menuju sungai di tepi kantor kecil (sebenernya seh lebih kek sebuah pesanggrahan gitu) itu. Whoa!
Perahu karetnye banyak banget gitu lho! huwaaaa!
Seneng banget liatnya… kira-kira ada dua puluhan lebih mungkin (dan kemudian mas Komar, pemandu tim gue bilang Riam Jeram punya sekitar 30 perahu karet). Gue dapet tim berempat (berlima ama keeper/pemandu) dan ternyata sang keeper ini senior nya kalee, karena kita dapet belakangan mulu turunnya (istilah umum buat main rafting). Dia terus ngemonitor perahu rafter lainnya. Tapi untung itu gag lama, setelah qt minta supaya dapet bagian tengah-tengah, akherna permintaan dikabulkan.


Huhuhu… Para rafter dadakan rombongan Sony Ericsson jelas langsung brutal! Suasana yang waktu di kota masih kaku lantaran pada belum kenal langsung aja cair di lapangan, eh sungai. Masa kanak-kanak kurang bahagia kalee, pada maen ciprat-cipratan aer sungai yang cuoklat banged ituw! Bukannya marah, malah pada ketawa-ketawa gelo dan ngebales! Ada lage yang punya yel-yel dan toast khusus setiap berhasil ngelewatin sebuah jeram. Jelas suasana langsung meriah, ributnya nyaingin derasnya arus Cicatih.

foto di bawah : abis ngelewatin sebuah jeram yang seram sekaleee. hihihiii...
Menurut mas Komar, ada 20 titik jeram di sungai ber-grade 3 itu. Semuanya punya nama, kayak Jeram Kerinduan (katanya ni jeram bikin orang rindu balik lagi terus), ada juga jeram yang jadi dinamain Jeram Marzuki, karena konon waktu yang punya nama itu masih jadi menteri dan ikut rafting, dia pernah jatuh di jeram itu.
Bentuk-bentuk jeramnya bervariasi,
ada yang punya riam-riam panjang, patahan vertikal, hingga ada satu hole yang cukup berbahaya
saking curamnya, sehingga (sementara rafters disuruh ngeringkuk dalem perahu, hihi) keeper perlu berpegangan pada tali yang udah dibentangin sama tim rescue, supaya perahu nggak berputar-putar terbawa arus deras di hole itu.

Rafting trip yang menyenangkan, terutama karena judulnya arung jeram wisata. Btw, ternyata gak cuma tim dari Ericsson aja yang turun, tapi rombongan kecil dari Bank BNI dan beberapa tim dari IndosatM2 ikut main. Mungkin semua perahu karet yang dimiliki Riam Jeram terpake hari itu.

Di tengah perjalanan (panjang lintasannya sekitar 12 km yak? Kalo gag salah) hujan turun dan kita jadi rada-rada menggigil karena sebage tim yang buanyak banged perahunya saat itu, kita musti bergantian ngelewatin jeram (pake ngetem gitu lohh…) Brrrr, dingin mule merasuk karena ternyata udah hampir selama 3 jem kta nangkring di sungai yang arusnya makin deras itu. mana kurang gerak lagi *pegel duduk* (karna ngetem terus, nunggu rombongan full)
Kitar jam 1 kita baru nyampe finish, di bawah sebuah jembatan semi permanen. Perahu yang dateng disambut sama tim dari operator buat beres-beres dan mobil yang mau ngangkut kita ke parkiran udah nunggu.
*to be continued*

Comments

Popular posts from this blog

My Friends, My Dreams. Novel dan TV Series. (Review, bagian satu)

Udah lama banget gue pengen nge-review Serial TV berjudul My Friends, My Dreams ini. Novelnya juga sih. Tapi gak sempet-sempet. Oke, mungkin tulisan ini bukan jenis review, ya seenggaknya, serupa review. :p Novel My Friends, My Dreams. Karya : Ken Terate adalah novel –para pemenang sayembara TeenLit Writer- yang pertama gue beli. Gue suka banget novel ini, karena SANGAT BERBEDA dengan novel TeenLit lainnya. Thumb up buat kejelian penulisnya. As we all know, novel bergenre remaja, tentu aja, mengetengahkan kehidupan remaja (hehe, infonya gak penting banget!). Banjirnya sinetron remaja yang sangat gak mutu seperti sekarang, membuat kehidupan remaja sekarang kayaknya cuma berkisar pada kejadian konflik dengan teman, rebutan pacar, cinta gelo, sampe remaja pelaku krimimil. Hellloooooow! Zaman gue sekolah dulu, emang sih rame ikut tawuran, atau digencet kakak kelas, tapi kayakna gak semonoton gitu deh. Masa remaja adalah masa yang paling indah, dan kehidupan sekolah itu menyenangkan. Setuj

My Friends, My Dreams. Novel dan TV Series. (Review, bagian dua)

Sampe suatu ketika, gue kebetulan lagi nonton Kiamat Sudah Dekat (KSD). Pas lagi iklan, ganti chanel, ternyata Serial TV itu muncul di TV7. Sejak itu, gue gak pernah absen nonton (ganti-gantian sama KSD). Gue sampe bela-belain pulang cepet buat bisa nongkrongin TV, apalagi sekarang jam tayangnya dimajuin jadi jam 20. Untung aja tayangnya hari Jumat. Pas mo wiken banget tuh! Gak nyangka, Serial TV-nya (plis deh, ini bukan “sinetron”. Oke?) malah lebih bagus dari yang waktu gue bayangin visual isi novelnya. Aktingnya alami banget. Tiap kejadian selalu bisa membuat gue ikut senyum, hanyut dalam emosi yang wajar, dan yang paling gue suka : ada nilai positifnya, dan itu sangat dominan. Two Thumbs Up!!!! Yang paling gue suka (lagi) adalah bagian di mana Mading Sekolah dikembangkan menjadi TV Sekolah! Semoga aja ini bisa jadi inspirasi buat para remaja yang senang beraktivitas dan ingin memajukan sekolahnya. Gue liat tiap episode, iklannya semakin bertambah dan bahkan jam tayangnya dimajuin

Fear Factor versi Indonesia (#1- Tantangan yang gak kacangan)

Nonton Fear Factor Versi Indonesia kemarin, ada dua hal yang ingin gua komentari, dan itu akan gua bagi dalam 2 tulisan. Yang pertama, bahwa reality show tentang memerangi rasa takut ini memang sangat menarik -kalo gak bisa dibilang keyen- Di luar kenyataan bahwa sampe sekarang persertanya masih didominasi orang-orang yang katanya-lumayan-beken-dan-tampang-kayak-maksa -musti-cakep itu (biasa deh, stereotip dunia hiburan, orang Indonesia kayak malu ama tampang asli bangsa sendiri), tantangan yang harus dihadapi peserta memang cukup berhasil "mbikin-takut-n-jijik". Sesuai temanya, yaitu faktor yang menakutkan, tantangan tersebut gak semata berupa tantangan fisik yang memerlukan otot kawat-tulang besi. Hal ini yang paling menarik, mengingat gak semua orang sekuat Gatotkaca, tapi belum tentu seorang Superman berani tidur dalam kotak kecil bareng sekumpulan tarantula berbisa. Ohya, ada dua hal yang paling gua suka dalam menghadapi tantangan : yang menguji nyali, dan mengadu kecer