Skip to main content

Awal Tahun = Sibuk Berat !!

Wuah!
Tahun baru. Bulan baru. Semangat baru!
Tapiiii…. Huh! Gawat juga nih tahun keknya. Belum-belum gua udah disibukin dengan kerjaan dan proyek panjang yang punya limit wajib hingga awal februari.

Bener-bener penyiksaan!
Tiga plan besar, ditambah satu plan pribadi yang gak kalah besarnya (you know-lah, ngelarin novel gue). Bener-bener bikin pusingjhsk!

Gua dapet 3 macem nasihat :
1. kalo lo ngerjain 10 macem hal, padahal cuma 1 hal yang lo inginkan bener-bener, dan 9 hal lainnya bahkan lo nggak yakin bisa ngelakuin, maka lo bisa aja kehilangan ke-se-pu-luh-nya.
*ups!!!?*
2. lo musti jadi orang super! Kalo bisa dapet semua, ya kerjain aja semua. Kenapa harus ngorbanin salah satu?
*hmmm, maruk gag seh ni orang!?*
3. dari semua yang penting, pasti ada yang terpenting. Dari semua keinginan, gak ada salahnya melakukan yang bener-bener kamu inginkan. Ini dunia nyata! Masa depan kamu yang nentuin. Bukan siapapun! Lakuin apa yang kamu yakini!
*wuah! Very full of spirit, euy!*
4. pusing-pusing amat bro! tidur aja lah, ntar juga beres.
*????*

Hidup ini penuh pilihan.
Dan gue udah memilih.
Mengurangi jatah kerjaan gua menjadi dua saja (tiga, ditambah plan novel), walaupun tenggat semuanya bersamaan. May Allah help me. Amin.

Memang bener intisari nasihat nomer satu, harus ada yang dikorbanin, kalau mau sukses. Dengan sedikit (dikit aja) penyesalan, gua udah ngorbanin satu kerjaan… berat juga, karena gua mulanya mengamini saran nomer dua, gua ingin jadi orang super!
Yah, setidaknya gua bukan tipe nomer empat. Mendingan gua inget baik-baik saran nasihat nomer tiga. Itu lebih menyemangati.

Terus terang, gua butuh banget semangat dan support buat beberapa waktu ini, karena terlalu banyak yang terjadi belakangan ini, dan gua harus mengambil keputusan.. yang terbaik.

Kita semua tahu, nggak ada yang bisa tahu apa-apa yang terjadi di masa depan seseorang.

Comments

Popular posts from this blog

My Friends, My Dreams. Novel dan TV Series. (Review, bagian satu)

Udah lama banget gue pengen nge-review Serial TV berjudul My Friends, My Dreams ini. Novelnya juga sih. Tapi gak sempet-sempet. Oke, mungkin tulisan ini bukan jenis review, ya seenggaknya, serupa review. :p Novel My Friends, My Dreams. Karya : Ken Terate adalah novel –para pemenang sayembara TeenLit Writer- yang pertama gue beli. Gue suka banget novel ini, karena SANGAT BERBEDA dengan novel TeenLit lainnya. Thumb up buat kejelian penulisnya. As we all know, novel bergenre remaja, tentu aja, mengetengahkan kehidupan remaja (hehe, infonya gak penting banget!). Banjirnya sinetron remaja yang sangat gak mutu seperti sekarang, membuat kehidupan remaja sekarang kayaknya cuma berkisar pada kejadian konflik dengan teman, rebutan pacar, cinta gelo, sampe remaja pelaku krimimil. Hellloooooow! Zaman gue sekolah dulu, emang sih rame ikut tawuran, atau digencet kakak kelas, tapi kayakna gak semonoton gitu deh. Masa remaja adalah masa yang paling indah, dan kehidupan sekolah itu menyenangkan. Setuj

My Friends, My Dreams. Novel dan TV Series. (Review, bagian dua)

Sampe suatu ketika, gue kebetulan lagi nonton Kiamat Sudah Dekat (KSD). Pas lagi iklan, ganti chanel, ternyata Serial TV itu muncul di TV7. Sejak itu, gue gak pernah absen nonton (ganti-gantian sama KSD). Gue sampe bela-belain pulang cepet buat bisa nongkrongin TV, apalagi sekarang jam tayangnya dimajuin jadi jam 20. Untung aja tayangnya hari Jumat. Pas mo wiken banget tuh! Gak nyangka, Serial TV-nya (plis deh, ini bukan “sinetron”. Oke?) malah lebih bagus dari yang waktu gue bayangin visual isi novelnya. Aktingnya alami banget. Tiap kejadian selalu bisa membuat gue ikut senyum, hanyut dalam emosi yang wajar, dan yang paling gue suka : ada nilai positifnya, dan itu sangat dominan. Two Thumbs Up!!!! Yang paling gue suka (lagi) adalah bagian di mana Mading Sekolah dikembangkan menjadi TV Sekolah! Semoga aja ini bisa jadi inspirasi buat para remaja yang senang beraktivitas dan ingin memajukan sekolahnya. Gue liat tiap episode, iklannya semakin bertambah dan bahkan jam tayangnya dimajuin

Fear Factor versi Indonesia (#1- Tantangan yang gak kacangan)

Nonton Fear Factor Versi Indonesia kemarin, ada dua hal yang ingin gua komentari, dan itu akan gua bagi dalam 2 tulisan. Yang pertama, bahwa reality show tentang memerangi rasa takut ini memang sangat menarik -kalo gak bisa dibilang keyen- Di luar kenyataan bahwa sampe sekarang persertanya masih didominasi orang-orang yang katanya-lumayan-beken-dan-tampang-kayak-maksa -musti-cakep itu (biasa deh, stereotip dunia hiburan, orang Indonesia kayak malu ama tampang asli bangsa sendiri), tantangan yang harus dihadapi peserta memang cukup berhasil "mbikin-takut-n-jijik". Sesuai temanya, yaitu faktor yang menakutkan, tantangan tersebut gak semata berupa tantangan fisik yang memerlukan otot kawat-tulang besi. Hal ini yang paling menarik, mengingat gak semua orang sekuat Gatotkaca, tapi belum tentu seorang Superman berani tidur dalam kotak kecil bareng sekumpulan tarantula berbisa. Ohya, ada dua hal yang paling gua suka dalam menghadapi tantangan : yang menguji nyali, dan mengadu kecer