Skip to main content

Rafting! -Part Four- I Love Rafting!!!!

Hm. Menurut gue sih, sungai-sungai di Jawa Barat masih kalah seru dibandingin derasnya sungai di Sumatra! Tipikalnya sungai di Ja-Bar itu riamnya panjang-panjang, jadi jarak satu jeram ke jeram lain itu panjang, dan hampir tiap jeram itu sempit putarannya. Istilahnya, terjunnya cuma sebentar, trus agak tenang lagi, sebelum menuju jeram berikutnya.
Beda dengan sungai di Sumatra Barat, misalnya, sungai (dalam bahasa Minang disebut "Batang/Bt.") di Bt.Kuranji (Padang), Bt. Antokan (Maninjau), Bt. Tarusan (Pesisir Selatan), Bt. Kuantan, yang rata-rata bergrade 3-4, rata-rata jarak antara jeram satu dengan lainnya cukup pendek.


yang ini waktu di Antokan, Maninjau, Sumatra Barat ->

Jadi kita nggak sempet bosen ato capek ngedayung menunggu jeram berikutnya. Tapi musti hati-hati juga sih, setelah tertawa lega melewati sebuah jeram maut, bisa jadi jeram berikutnya lebih berbahaya dan terlalu cepat harus dihadapi.

Keasyikan berarung jeram adalah … saat mengarungi jeram! (nggak ngasi nilai tambah banget gue ya? ;p)
Hehe.. you know-lah, ketika merasakan lantai perahu karet kita terantuk-antuk batu besar, perahu terseret arus, tangan mencengkeram paddle atau tali perahu kuat-kuat, merasakan gelombang kecemasan datang tiba-tiba
berpacu dengan riam yang menggila
dan tubuh kita berguncang-guncang di tengah sungai yang arusnya seolah ngajak musuhan…
Bisa jadi tubuh kita terlempar dan menampar batu, atau sebaliknya terjungkal karena perahu mendadak terbalik…
Berteriak, menjerit, sensasi luar biasa antara kegirangan bercampur kecemasan saat perahu mendadak terangkat, terlempar, dan terhempas derasnya aliran air yang berusaha melewati bebatuan besar. Bisa ngeri, BO! Pengennya kayak ngintip dulu kali yee,
KYAAAAAAAA!!!!!!

Kadang jadi lupa bersyukur ketika menyadari sebuah jeram maut berhasil dilewati, ditaklukkan, dengan selamat, tubuh kita masih lengkap dalam perahu, dan kita semua terlonjak gembira, yippie!
tertawa lagi bersama, sungguh membekaskan sebuah kenangan indah... dan menyenangkan.


<- abis ngelewatin jeram besar di Cicatih
HUW!!!!
Itu bagian terbaik dari rafting. Menjerit!
Sedikit oot nih, menu rut penelitian, menjerit keras-keras itu berhubungan dengan luapan emosi, dan saat jeritan itu berakhir (dan biasanya sih kita jadi tersenyum, tertawa senang karena berhasil selamat melewati jeram maut barusan), kelegaan luar biasa akan menyelimuti kita.
Gosh, bukankah itu sangat menyenangkan?

*to be continued*

Comments

Popular posts from this blog

My Friends, My Dreams. Novel dan TV Series. (Review, bagian satu)

Udah lama banget gue pengen nge-review Serial TV berjudul My Friends, My Dreams ini. Novelnya juga sih. Tapi gak sempet-sempet. Oke, mungkin tulisan ini bukan jenis review, ya seenggaknya, serupa review. :p Novel My Friends, My Dreams. Karya : Ken Terate adalah novel –para pemenang sayembara TeenLit Writer- yang pertama gue beli. Gue suka banget novel ini, karena SANGAT BERBEDA dengan novel TeenLit lainnya. Thumb up buat kejelian penulisnya. As we all know, novel bergenre remaja, tentu aja, mengetengahkan kehidupan remaja (hehe, infonya gak penting banget!). Banjirnya sinetron remaja yang sangat gak mutu seperti sekarang, membuat kehidupan remaja sekarang kayaknya cuma berkisar pada kejadian konflik dengan teman, rebutan pacar, cinta gelo, sampe remaja pelaku krimimil. Hellloooooow! Zaman gue sekolah dulu, emang sih rame ikut tawuran, atau digencet kakak kelas, tapi kayakna gak semonoton gitu deh. Masa remaja adalah masa yang paling indah, dan kehidupan sekolah itu menyenangkan. Setuj

My Friends, My Dreams. Novel dan TV Series. (Review, bagian dua)

Sampe suatu ketika, gue kebetulan lagi nonton Kiamat Sudah Dekat (KSD). Pas lagi iklan, ganti chanel, ternyata Serial TV itu muncul di TV7. Sejak itu, gue gak pernah absen nonton (ganti-gantian sama KSD). Gue sampe bela-belain pulang cepet buat bisa nongkrongin TV, apalagi sekarang jam tayangnya dimajuin jadi jam 20. Untung aja tayangnya hari Jumat. Pas mo wiken banget tuh! Gak nyangka, Serial TV-nya (plis deh, ini bukan “sinetron”. Oke?) malah lebih bagus dari yang waktu gue bayangin visual isi novelnya. Aktingnya alami banget. Tiap kejadian selalu bisa membuat gue ikut senyum, hanyut dalam emosi yang wajar, dan yang paling gue suka : ada nilai positifnya, dan itu sangat dominan. Two Thumbs Up!!!! Yang paling gue suka (lagi) adalah bagian di mana Mading Sekolah dikembangkan menjadi TV Sekolah! Semoga aja ini bisa jadi inspirasi buat para remaja yang senang beraktivitas dan ingin memajukan sekolahnya. Gue liat tiap episode, iklannya semakin bertambah dan bahkan jam tayangnya dimajuin

Fear Factor versi Indonesia (#1- Tantangan yang gak kacangan)

Nonton Fear Factor Versi Indonesia kemarin, ada dua hal yang ingin gua komentari, dan itu akan gua bagi dalam 2 tulisan. Yang pertama, bahwa reality show tentang memerangi rasa takut ini memang sangat menarik -kalo gak bisa dibilang keyen- Di luar kenyataan bahwa sampe sekarang persertanya masih didominasi orang-orang yang katanya-lumayan-beken-dan-tampang-kayak-maksa -musti-cakep itu (biasa deh, stereotip dunia hiburan, orang Indonesia kayak malu ama tampang asli bangsa sendiri), tantangan yang harus dihadapi peserta memang cukup berhasil "mbikin-takut-n-jijik". Sesuai temanya, yaitu faktor yang menakutkan, tantangan tersebut gak semata berupa tantangan fisik yang memerlukan otot kawat-tulang besi. Hal ini yang paling menarik, mengingat gak semua orang sekuat Gatotkaca, tapi belum tentu seorang Superman berani tidur dalam kotak kecil bareng sekumpulan tarantula berbisa. Ohya, ada dua hal yang paling gua suka dalam menghadapi tantangan : yang menguji nyali, dan mengadu kecer