Hm. Menurut gue sih, sungai-sungai di Jawa Barat masih kalah seru dibandingin derasnya sungai di Sumatra! Tipikalnya sungai di Ja-Bar itu riamnya panjang-panjang, jadi jarak satu jeram ke jeram lain itu panjang, dan hampir tiap jeram itu sempit putarannya. Istilahnya, terjunnya cuma sebentar, trus agak tenang lagi, sebelum menuju jeram berikutnya.
Beda dengan sungai di Sumatra Barat, misalnya, sungai (dalam bahasa Minang disebut "Batang/Bt.") di Bt.Kuranji (Padang), Bt. Antokan (Maninjau), Bt. Tarusan (Pesisir Selatan), Bt. Kuantan, yang rata-rata bergrade 3-4, rata-rata jarak antara jeram satu dengan lainnya cukup pendek.
yang ini waktu di Antokan, Maninjau, Sumatra Barat ->
Jadi kita nggak sempet bosen ato capek ngedayung menunggu jeram berikutnya. Tapi musti hati-hati juga sih, setelah tertawa lega melewati sebuah jeram maut, bisa jadi jeram berikutnya lebih berbahaya dan terlalu cepat harus dihadapi.
Keasyikan berarung jeram adalah … saat mengarungi jeram! (nggak ngasi nilai tambah banget gue ya? ;p)
Hehe.. you know-lah, ketika merasakan lantai perahu karet kita terantuk-antuk batu besar, perahu terseret arus, tangan mencengkeram paddle atau tali perahu kuat-kuat, merasakan gelombang kecemasan datang tiba-tiba berpacu dengan riam yang menggila dan tubuh kita berguncang-guncang di tengah sungai yang arusnya seolah ngajak musuhan…
Bisa jadi tubuh kita terlempar dan menampar batu, atau sebaliknya terjungkal karena perahu mendadak terbalik…
Berteriak, menjerit, sensasi luar biasa antara kegirangan bercampur kecemasan saat perahu mendadak terangkat, terlempar, dan terhempas derasnya aliran air yang berusaha melewati bebatuan besar. Bisa ngeri, BO! Pengennya kayak ngintip dulu kali yee, KYAAAAAAAA!!!!!!
Kadang jadi lupa bersyukur ketika menyadari sebuah jeram maut berhasil dilewati, ditaklukkan, dengan selamat, tubuh kita masih lengkap dalam perahu, dan kita semua terlonjak gembira, yippie!
tertawa lagi bersama, sungguh membekaskan sebuah kenangan indah... dan menyenangkan.
*to be continued*
Beda dengan sungai di Sumatra Barat, misalnya, sungai (dalam bahasa Minang disebut "Batang/Bt.") di Bt.Kuranji (Padang), Bt. Antokan (Maninjau), Bt. Tarusan (Pesisir Selatan), Bt. Kuantan, yang rata-rata bergrade 3-4, rata-rata jarak antara jeram satu dengan lainnya cukup pendek.
yang ini waktu di Antokan, Maninjau, Sumatra Barat ->
Jadi kita nggak sempet bosen ato capek ngedayung menunggu jeram berikutnya. Tapi musti hati-hati juga sih, setelah tertawa lega melewati sebuah jeram maut, bisa jadi jeram berikutnya lebih berbahaya dan terlalu cepat harus dihadapi.
Keasyikan berarung jeram adalah … saat mengarungi jeram! (nggak ngasi nilai tambah banget gue ya? ;p)
Hehe.. you know-lah, ketika merasakan lantai perahu karet kita terantuk-antuk batu besar, perahu terseret arus, tangan mencengkeram paddle atau tali perahu kuat-kuat, merasakan gelombang kecemasan datang tiba-tiba berpacu dengan riam yang menggila dan tubuh kita berguncang-guncang di tengah sungai yang arusnya seolah ngajak musuhan…
Bisa jadi tubuh kita terlempar dan menampar batu, atau sebaliknya terjungkal karena perahu mendadak terbalik…
Berteriak, menjerit, sensasi luar biasa antara kegirangan bercampur kecemasan saat perahu mendadak terangkat, terlempar, dan terhempas derasnya aliran air yang berusaha melewati bebatuan besar. Bisa ngeri, BO! Pengennya kayak ngintip dulu kali yee, KYAAAAAAAA!!!!!!
Kadang jadi lupa bersyukur ketika menyadari sebuah jeram maut berhasil dilewati, ditaklukkan, dengan selamat, tubuh kita masih lengkap dalam perahu, dan kita semua terlonjak gembira, yippie!
tertawa lagi bersama, sungguh membekaskan sebuah kenangan indah... dan menyenangkan.
HUW!!!!
Itu bagian terbaik dari rafting. Menjerit!
Sedikit oot nih, menu rut penelitian, menjerit keras-keras itu berhubungan dengan luapan emosi, dan saat jeritan itu berakhir (dan biasanya sih kita jadi tersenyum, tertawa senang karena berhasil selamat melewati jeram maut barusan), kelegaan luar biasa akan menyelimuti kita.
Itu bagian terbaik dari rafting. Menjerit!
Sedikit oot nih, menu rut penelitian, menjerit keras-keras itu berhubungan dengan luapan emosi, dan saat jeritan itu berakhir (dan biasanya sih kita jadi tersenyum, tertawa senang karena berhasil selamat melewati jeram maut barusan), kelegaan luar biasa akan menyelimuti kita.
Gosh, bukankah itu sangat menyenangkan?
*to be continued*
Comments