Skip to main content

Waspadalah!!!!

Duta wisata istirahat dulu yeee... qiqiqqq

Guys,
ada satu pesen (berantai) menarik masuk ke yahumel n mail fs gua. Sebenernya udah sering banged gua (mungkin ente juga udah sering) dapet pesen ginian, biasalah namanya juga attention berantai di dunia penuh ”rantai tak terlihat” wakakakk...
Biasanya sih akhir pesen tersebut meminta agar kita mem-forward ke temen-temen lain. Niat sih baek, sebagai "peringatan pada orang-orang yang Anda kasihi", katanya seeh.
Halaaaa... Asal kaga pake embel-embel ginih :
"Kirimkan pada 20 teman, SEGERA, dan anda akan mendapat kejutan 1 milyar dua minggu lagi!"

Huh! Dusta banged!

Kalo segampang itu dapet duit semilyar, gua gak perlu 'gebrak keyboard'* lagi buat beli VAIO!!!

(*gebrak keyboard : banting tulang**)

(**halah bahasanyaaaa...h)

btw pernah gak ada yang nyoba jadi pionir email berantai, dan berbulan-bulan kemudian, tau-tau email tersebut balik lagi ke tempat elo?

Email ini penting juga nih, secara *halah, "secaraaaa"* gue juga (mantan) pengunjung setia cinema XXI. Jadi, anggaplah postingan ini sebagai solidaritas dari sesama pecandu bioskop, dan bukan postingan "daripada ga ada postingan?". qeqeqeqeqqqq...

Teman2, hati2 kalo pergi nonton bioskop, perhatiin tempat duduknya. Kadang2 ditaruh jarum yang sudah terinfeksi HIV, jadi begitu duduk 'n ketusuk, kita dah terinfeksi. Dan parahnya ada tulisan : Selamat!!! Anda telah bergabung bersama kami di dunia HIV!!! (***.kurang ajar banged ga seh?) jadi kita mesti hati2 coz perbuatan sperti ini bahaya bgt karna blm ada obat bt nyembuhin.


Tolong sebarkan ke yg laen coz ini brita SUNGGUHAN uda terjadi di kota Jakarta dan Medan bahkan mungkin di kota2 yang laennya. *duh, gila apa ya yang ngumpetin jarum?*

Thx buanget bt yg uda ngopy 'n disebarin kpd temen2 yg laen.

Intisari : "waspadai tempat2 umum yang memungkinkan adanya tindak kejahatan tersebut, bukan hanya di bioskop saja"



So, *telunjuk Bang Napi mode ON*
WASPADALAH!

WASPADALAH!!!

Comments

Popular posts from this blog

My Friends, My Dreams. Novel dan TV Series. (Review, bagian satu)

Udah lama banget gue pengen nge-review Serial TV berjudul My Friends, My Dreams ini. Novelnya juga sih. Tapi gak sempet-sempet. Oke, mungkin tulisan ini bukan jenis review, ya seenggaknya, serupa review. :p Novel My Friends, My Dreams. Karya : Ken Terate adalah novel –para pemenang sayembara TeenLit Writer- yang pertama gue beli. Gue suka banget novel ini, karena SANGAT BERBEDA dengan novel TeenLit lainnya. Thumb up buat kejelian penulisnya. As we all know, novel bergenre remaja, tentu aja, mengetengahkan kehidupan remaja (hehe, infonya gak penting banget!). Banjirnya sinetron remaja yang sangat gak mutu seperti sekarang, membuat kehidupan remaja sekarang kayaknya cuma berkisar pada kejadian konflik dengan teman, rebutan pacar, cinta gelo, sampe remaja pelaku krimimil. Hellloooooow! Zaman gue sekolah dulu, emang sih rame ikut tawuran, atau digencet kakak kelas, tapi kayakna gak semonoton gitu deh. Masa remaja adalah masa yang paling indah, dan kehidupan sekolah itu menyenangkan. Setuj

My Friends, My Dreams. Novel dan TV Series. (Review, bagian dua)

Sampe suatu ketika, gue kebetulan lagi nonton Kiamat Sudah Dekat (KSD). Pas lagi iklan, ganti chanel, ternyata Serial TV itu muncul di TV7. Sejak itu, gue gak pernah absen nonton (ganti-gantian sama KSD). Gue sampe bela-belain pulang cepet buat bisa nongkrongin TV, apalagi sekarang jam tayangnya dimajuin jadi jam 20. Untung aja tayangnya hari Jumat. Pas mo wiken banget tuh! Gak nyangka, Serial TV-nya (plis deh, ini bukan “sinetron”. Oke?) malah lebih bagus dari yang waktu gue bayangin visual isi novelnya. Aktingnya alami banget. Tiap kejadian selalu bisa membuat gue ikut senyum, hanyut dalam emosi yang wajar, dan yang paling gue suka : ada nilai positifnya, dan itu sangat dominan. Two Thumbs Up!!!! Yang paling gue suka (lagi) adalah bagian di mana Mading Sekolah dikembangkan menjadi TV Sekolah! Semoga aja ini bisa jadi inspirasi buat para remaja yang senang beraktivitas dan ingin memajukan sekolahnya. Gue liat tiap episode, iklannya semakin bertambah dan bahkan jam tayangnya dimajuin

Fear Factor versi Indonesia (#1- Tantangan yang gak kacangan)

Nonton Fear Factor Versi Indonesia kemarin, ada dua hal yang ingin gua komentari, dan itu akan gua bagi dalam 2 tulisan. Yang pertama, bahwa reality show tentang memerangi rasa takut ini memang sangat menarik -kalo gak bisa dibilang keyen- Di luar kenyataan bahwa sampe sekarang persertanya masih didominasi orang-orang yang katanya-lumayan-beken-dan-tampang-kayak-maksa -musti-cakep itu (biasa deh, stereotip dunia hiburan, orang Indonesia kayak malu ama tampang asli bangsa sendiri), tantangan yang harus dihadapi peserta memang cukup berhasil "mbikin-takut-n-jijik". Sesuai temanya, yaitu faktor yang menakutkan, tantangan tersebut gak semata berupa tantangan fisik yang memerlukan otot kawat-tulang besi. Hal ini yang paling menarik, mengingat gak semua orang sekuat Gatotkaca, tapi belum tentu seorang Superman berani tidur dalam kotak kecil bareng sekumpulan tarantula berbisa. Ohya, ada dua hal yang paling gua suka dalam menghadapi tantangan : yang menguji nyali, dan mengadu kecer