Skip to main content

Saya, Blogfam, dan 3 Tahun Kehadirannya

DULU CHATTER, SEKARANG BLOGGER
Di atas adalah “slogan” yang pernah saya baca dari signature seorang anggota blogfam dulu (mohon maaf saya tidak ingat nick-nya). Slogan itu sangat ”gue banget” bagi saya. Jika hingga kini saya makin bangga menyebut diri sebagai seorang blogger, maka saya pastikan bahwa itu tidak lepas dari pengaruh Blogfam. Mengapa demikian? Izinkan saya menceritakannya.

Saya, seorang blogger
Awal perkenalan saya dengan dunia blogger berangkat dari kesukaan saya membaca. Suatu hari di sebuah toko buku langganan, saya menemukan buku dengan cover menarik yang ditulis oleh Raditya Dika, si KambingJantan. Isi buku tersebut, bahkan sebelum habis membacanya telah menggiring saya untuk kembali menulis diary. Menulis catatan harian alias diary adalah sebuah kebiasaan yang sudah lama tidak saya lakukan -akibat terbiasanya mengetik di tuts keyboards dan malas mencoreti buku dengan pena. Sewaktu kuliah, catatan harian saya bahkan mencapai lebih dari 3 buku tebal, dan hampir semuanya telah dibaca oleh teman-teman. Bukan karena narsis, tapi lebih karena isi diary saya betul-betul berupa catatan kejadian yang pernah saya lakukan bersama mereka, kenangan-kenangan yang kelak akan menjadi sejarah bersama, dengan saya sebagai juru tulisnya. Setidaknya itulah anggapan saya.

Kembali pada asal muasal ketertarikan saya membuat blog, Buku KambingJantan telah membuka mata saya, bahwa ada sebuah tempat di sudut maya, di mana saya bisa berbagi (lagi) cerita mengenai hari-hari saya, kenangan-kenangan baik manis maupun getir, dan tidak perlu ada rahasia di sana. Sesaat, dunia saya yang sempit di ruangan 3x4 ini menjadi luas tak berbatas, apalagi setelah bergabung dengan Blogger Family.

Blogfam, keluarga tercinta bagi saya (dan mereka)
Saya mengetahui link blogfam dari blog Primadonna Angela. Setelah mengklik template berwarna kuning cerah yang ada di blog tersebut, tiba-tiba terbukalah jendela baru di Internet Explorer saya. Mata saya langsung tertuju pada kumpulan paras-paras bahagia di sisi kiri atas, di bawah tulisan menarik :
”blogger family ; we are a virtual family...!”
Saat itu juga, perasaan aneh menjalari saya. Sebuah rasa seperti ketika saya sedang merasa jatuh cinta. Ajaib sekali. Saya memutuskan untuk mendaftar di blogfam saat itu juga, tanggal 23 Agustus 2005.
Beberapa hari berlalu. Setelah menemukan pesan yang ditinggalkan mbak Sa -admin blogfam dan pemred majalah online bz!- di box message yang mengundang saya untuk memperkenalkan diri, lagi-lagi saya terhipnotis untuk kembali ke forum ”ajaib” tersebut dan layaknya anak baru yang bingung harus bilang apa, inilah isi postingan pertama saya di blogfam:
hi semua, aku baru gabung di sini dan pengen banget dapet banyak temen baru.
hehehee
ok's perkenalkan namaku Etna, temen-temen manggil aku Hannie
umur 24, hobi nulis, dan cita-cita jadi penulis best seller.
aku juga masih belajar buat bikin blog-ku biar lebih cakep. kapan-kapan bantu aku ya!
oke, segitu dulu tentang aku. main-main ke blog aku ya!


regards,

etnahannie
http://etnahannie.blogspot.com


Norak sekali. Hehehh. Itu pikir saya setelah membacanya kembali dulu. Tentu saja menjadi hal yang menyenangkan ketika beberapa waktu kemudian saya melihat bahwa postingan norak tersebut ternyata di-reply oleh selusin orang, dan *hiks* dengan nada yang sangat bersahabat.

Kesibukan di dunia cubicle 3x4 membuat saya baru bisa aktif ber-blogfam lagi pada akhir Desember 2005. Agak kecut juga. Dibilang anak baru, jelas bukan. Mau berlagak jadi orang lama, status saya masih “dagang gorengan”. Akhirnya saya putuskan untuk kembali memperkenalkan diri di sini. Agak cemas juga, takut kena teguran moderator karena setahu saya yang sudah memperkenakan diri biasanya tidak mengulang lagi. Ternyata kekhwatiran saya tidak terbukti. Alih-alih mendapat dicuekin, yang mereply perkenalan kembali saya justru lebih banyak dari sebelumnya. Sama dengan 4 bulan sebelumnya, semua sapaan itu terbaca begitu ramah dan hangat. Membuat hati kecil saya yakin bahwa forum ini memang penuh rasa kekeluargaan, seperti tersirat dalam motonya.

Saya masih ingat, akhir 2005 itu member blogfam sudah berjumlah lebih dari 1500 users, dan status ”most users ever online was” berjumlah lebih dari 100 orang. Tanpa bermaksud melebih-lebihkan, bagi saya pribadi (bahkan hingga sekarang ketika saya telah lama berkelana di dunia maya), jumlah tersebut sangat fantastis! Mengingat bahwa :
1. banyaknya jumlah user yang online pada waktu bersamaan jelas menunjukkan adanya ”magnet” dari forum yang saat itu bahkan belum berusia 2 tahun.
2. Blogfam adalah wadah bagi terbatas blogger berkewarganegaraan Indonesia. Ternyata anggotanya tidak hanya yang tinggal di luar negeri (yang notabene negara melek internet), tapi juga banyak yang berasal dari luar daerah (di Indonesia) yang notabene di negara ini pemakaian internet (apalagi blog) masih belum populer.

Jumlah dari dua hal itu (member dan most users ever online was) apalagi bila dilihat sampai hari ini yaitu 2712 (dan kesemuanya memiliki profile yang jelas karena mencantumkan url blog masing-masing) dan 160 registered users, jelas merupakan jumlah yang sulit tersaingi oleh forum manapun, terutama forum-forum maya di Indonesia.
*Angkat topi untuk BLOGFAM!*

Bagi saya (dan saya yakin, mereka juga) Blogfam is NOT JUST a virtual family.

3 tahun Blogfam, dan kehadirannya di dunia saya
Layaknya anggota sebuah keluarga besar, saya penuh ingin tahu sejarah dan segala hal mengenai blogfam. Melalui thread PENGUMUMAN khususnya, dan thread-thread lain umumnya, saya mengetahui beberapa hal paling dasar, yaitu
1. ulang tahun blogfam dirayakan setiap bulan desember;
2. blogfam memiliki aturan tersendiri dalam menseleksi anggotanya. Hanya blogger (orang yang memiliki blog) Indonesia yang dapat mendaftar menjadi anggota. Bagi saya, aturan ini sangat tepat. Blog adalah media maya yang dengan caranya dapat menunjukkan pada dunia tentang diri pemiliknya. Lagipula, bukankah forum ini bernama Blogger Family?;
3. Iklan baris di blogfam ternyata murah meriah, hanya perlu bayar Rp. 10.000 sebulan. Sungguh investasi yang menarik. Walaupun saya belum pernah memanfaatkannya, tapi jumlah pengakses forum ini sebetulnya dapat menjadi tolok ukur pasar yang dapat disasar oleh pengiklan.
4. Blogfam tidak pernah memberlakukan iuran atau apapun jenisnya yang berupa menarik dana dari anggotanya, di luar donasi yang bersifat sukarela dan insidentil.

Selama 3 tahun, semua itu belum berubah... tapi blogfam tetap hadir dengan segala kehangatan dan kecanggihannya!

Ruangan favorit saya adalah Galeri Kreasi, Dunia Buku, dan Otak Atik Blog (Teknis). Sedikit masukan, sebetulnya saya juga suka ruangan Olahraga, dan Peta Perjalanan. Sayangnya, kedua ruangan tersebut dan beberapa ruang lain sudah jarang di-update. Saya lihat banyak di antara anggota blogfam pernah menuliskan catatan perjalannya selama singgah ke tempat-tempat yang menarik. Sebaiknya moderator yang bersangkutan mengajak blogger tersebut menuliskannya juga di forum, baik itu berupa copy paste penuh (tentu dengan mencantumnkan link url) maupun tulisan yang lebih singkat. Tujuannya agar anggota blogfam lebih mudah mendapatkan informasi tentang daerah tersebut. Demikian juga ruang Dunia Kerja, Pendidikan dan Pengajaran, saya kira amat banyak informasi baik dari internet maupun media lain yang bisa diberikan terutama oleh moderator.

Forum ini tidak hanya ajaib karena berhasil membuat saya jatuh cinta dan menjadi seorang blogger addict, tetapi juga menakjubkan karena dalam waktu singkat berhasil berkembang besar dan bahkan telah membesarkan banyak orang (blogger) yang menjadi anggotanya.

Blogfam memacu kreativitas anggotanya terutama dalam bidang kepenulisan (karena pada dasarnya isi blog adalah tulisan), dengan menampilkan Galeri Kreasi. Sudah puluhan cerpen dan puisi lahir di ruangan tersebut, belum lagi cerfet dan kini flash fiction dan pictorial book. Banyak blogger yang harus berterima kasih pada blogfam. Berkat lomba-lomba penulisan yang diadakannya Blogfam (antara lain Lomba Menulis Cerita Anak, Lomba Resensi, Lomba Entry, dsb.) secara tidak langsung telah menjadi jalan mulus bagi blogger mengasah bakat dan kemampuannya. Salah satu prestasi membanggakan anggotanya terwakili oleh Iwok. Setelah memenangkan Lomba Cerita Anak Blogfam 2005, kurang dari setahun Iwok berhasil menerbitkan lebih dari 4 buku hasil karyanya. Sungguh prestasi yang membuat blogger lain (setidaknya saya) iri, dan termotivasi untuk terus berkarya.

Tapi Blogfam tak pernah menganaktirikan anggotanya (yang juga disebut anak-anaknya ”maknyak” –founder blogfam) yang ingin berkreasi di bidang lain. Berbagai event digelar oleh forum ini pada rentang waktu tertentu. Lomba Masak dalam rangka Hari Kartini adalah salah satu contoh lomba virtual meriah yang diikuti banyak blogger hingga kemudian tercatat dalam Museum Rekor Indonesia. Lomba foto, lomba template, dan lainnya adalah bentuk kepedulian blogfam memacu prestasi kompetitif anggotanya.

Selain event-event untuk mempererat kebersamaan (seperti gathering, arisan, dsb.) blogfam pun menunjukkan kepeduliannya saat terjadi musibah gempa di Jogja dengan membuka rekening donasi yang dapat dipertanggungjawabkan.


See? Setelah ajaib dan menakjubkan, satu kata lagi yang bisa saya tambahkan. HEBAT!

3 tahun, waktu begitu singkat, namun penuh makna. Berkat blogfam. Bertemu banyak teman baru (dan lama) berkat blogfam. Berkreasi dan dihargai, berkat blogfam. Jelas bukan bahwa BLOGFAM is NOT JUST a VIRTUAL FAMILY?

Hanya satu penyesalan saya di blogfam. Kenapa tidak bergabung lebih awal?

Comments

Popular posts from this blog

My Friends, My Dreams. Novel dan TV Series. (Review, bagian satu)

Udah lama banget gue pengen nge-review Serial TV berjudul My Friends, My Dreams ini. Novelnya juga sih. Tapi gak sempet-sempet. Oke, mungkin tulisan ini bukan jenis review, ya seenggaknya, serupa review. :p Novel My Friends, My Dreams. Karya : Ken Terate adalah novel –para pemenang sayembara TeenLit Writer- yang pertama gue beli. Gue suka banget novel ini, karena SANGAT BERBEDA dengan novel TeenLit lainnya. Thumb up buat kejelian penulisnya. As we all know, novel bergenre remaja, tentu aja, mengetengahkan kehidupan remaja (hehe, infonya gak penting banget!). Banjirnya sinetron remaja yang sangat gak mutu seperti sekarang, membuat kehidupan remaja sekarang kayaknya cuma berkisar pada kejadian konflik dengan teman, rebutan pacar, cinta gelo, sampe remaja pelaku krimimil. Hellloooooow! Zaman gue sekolah dulu, emang sih rame ikut tawuran, atau digencet kakak kelas, tapi kayakna gak semonoton gitu deh. Masa remaja adalah masa yang paling indah, dan kehidupan sekolah itu menyenangkan. Setuj

My Friends, My Dreams. Novel dan TV Series. (Review, bagian dua)

Sampe suatu ketika, gue kebetulan lagi nonton Kiamat Sudah Dekat (KSD). Pas lagi iklan, ganti chanel, ternyata Serial TV itu muncul di TV7. Sejak itu, gue gak pernah absen nonton (ganti-gantian sama KSD). Gue sampe bela-belain pulang cepet buat bisa nongkrongin TV, apalagi sekarang jam tayangnya dimajuin jadi jam 20. Untung aja tayangnya hari Jumat. Pas mo wiken banget tuh! Gak nyangka, Serial TV-nya (plis deh, ini bukan “sinetron”. Oke?) malah lebih bagus dari yang waktu gue bayangin visual isi novelnya. Aktingnya alami banget. Tiap kejadian selalu bisa membuat gue ikut senyum, hanyut dalam emosi yang wajar, dan yang paling gue suka : ada nilai positifnya, dan itu sangat dominan. Two Thumbs Up!!!! Yang paling gue suka (lagi) adalah bagian di mana Mading Sekolah dikembangkan menjadi TV Sekolah! Semoga aja ini bisa jadi inspirasi buat para remaja yang senang beraktivitas dan ingin memajukan sekolahnya. Gue liat tiap episode, iklannya semakin bertambah dan bahkan jam tayangnya dimajuin

Fear Factor versi Indonesia (#1- Tantangan yang gak kacangan)

Nonton Fear Factor Versi Indonesia kemarin, ada dua hal yang ingin gua komentari, dan itu akan gua bagi dalam 2 tulisan. Yang pertama, bahwa reality show tentang memerangi rasa takut ini memang sangat menarik -kalo gak bisa dibilang keyen- Di luar kenyataan bahwa sampe sekarang persertanya masih didominasi orang-orang yang katanya-lumayan-beken-dan-tampang-kayak-maksa -musti-cakep itu (biasa deh, stereotip dunia hiburan, orang Indonesia kayak malu ama tampang asli bangsa sendiri), tantangan yang harus dihadapi peserta memang cukup berhasil "mbikin-takut-n-jijik". Sesuai temanya, yaitu faktor yang menakutkan, tantangan tersebut gak semata berupa tantangan fisik yang memerlukan otot kawat-tulang besi. Hal ini yang paling menarik, mengingat gak semua orang sekuat Gatotkaca, tapi belum tentu seorang Superman berani tidur dalam kotak kecil bareng sekumpulan tarantula berbisa. Ohya, ada dua hal yang paling gua suka dalam menghadapi tantangan : yang menguji nyali, dan mengadu kecer