Saya mungkin bukan anak yang baik, tapi saya sangat memuja Mama, ibu saya. Saya selalu berusaha menuruti perintah beliau (kadang ini sulit, karena saya kan anaknya keras kepala *wink*), dan sejujurnya saya merasa malu karena hingga saat ini saya belum berhasil mewujudkan "something" yang saya harap bisa membuatnya bahagia dan bangga. Saya tahu Mama menyayangi semua anaknya tanpa syarat. Beliau bangga pada kami semua, termasuk saya tentunya, tapi saya tetap merasa seharusnya saya mampu berbuat lebih, agar kebahagiaan itu bisa beliau nikmati setiap waktu. Tidak seperti sekarang. -__-
Tapi Mama mengajari kami untuk mensyukuri apa-apa yang telah kami peroleh, serta terus berdoa dan berikhtiar mewujudkan keinginan kami. ^__^
Mama saya adalah wanita yang hebat, pintar, tegar, penyayang, dan sangat menomorsatukan keluarga. Dua hal yang orang pasti ingat dari Mama adalah keibuan dan masakannya yang selalu laris. Hahaha.
Banyak yang bilang kalau Mama saya adalah tipikal ibu masa sekarang, hanya saja lahir lebih cepat. :)
Mama juga lebih dulu meraih gelar Sarjana (Ilmu Politik) dibandingkan Papa. Sampai sekarang saya iri pada kemampuannya berdiplomasi dengan orang-orang dari segala tingkatan, mulai dari level Menteri Keuangan yang sedang berkunjung sampai tukang sayur yang cuma lewat. Semua orang menyukainya (insya Allah begitu). Harusnya memang Mama berkarir di kantor Thamrin dan bukan di rumah Pasanggrahan. Tapi itu tidak terjadi. Mama lebih memilih untuk menuruti keinginan suaminya (soalnya Papa kan cemburuan, hehehe) dan sekaligus keinginan hatinya sendiri, tinggal di rumah dan membesarkan kelima buah hatinya.
Ya, saya tahu beliau sangat menikmati karirnya sebagai ibu.
Kasihnya pada kami, sungguh sepanjang masa.
Saya (selalu) bersyukur Allah masih memberkahi Mama saya hingga beliau masih sehat dan bugar di usianya yang ke 61, hari ini.
Hug and kiss you, Mom.
Happy birthday!
Tapi Mama mengajari kami untuk mensyukuri apa-apa yang telah kami peroleh, serta terus berdoa dan berikhtiar mewujudkan keinginan kami. ^__^
Mama saya adalah wanita yang hebat, pintar, tegar, penyayang, dan sangat menomorsatukan keluarga. Dua hal yang orang pasti ingat dari Mama adalah keibuan dan masakannya yang selalu laris. Hahaha.
Banyak yang bilang kalau Mama saya adalah tipikal ibu masa sekarang, hanya saja lahir lebih cepat. :)
Mama juga lebih dulu meraih gelar Sarjana (Ilmu Politik) dibandingkan Papa. Sampai sekarang saya iri pada kemampuannya berdiplomasi dengan orang-orang dari segala tingkatan, mulai dari level Menteri Keuangan yang sedang berkunjung sampai tukang sayur yang cuma lewat. Semua orang menyukainya (insya Allah begitu). Harusnya memang Mama berkarir di kantor Thamrin dan bukan di rumah Pasanggrahan. Tapi itu tidak terjadi. Mama lebih memilih untuk menuruti keinginan suaminya (soalnya Papa kan cemburuan, hehehe) dan sekaligus keinginan hatinya sendiri, tinggal di rumah dan membesarkan kelima buah hatinya.
Ya, saya tahu beliau sangat menikmati karirnya sebagai ibu.
Kasihnya pada kami, sungguh sepanjang masa.
Saya (selalu) bersyukur Allah masih memberkahi Mama saya hingga beliau masih sehat dan bugar di usianya yang ke 61, hari ini.
Hug and kiss you, Mom.
Happy birthday!
Comments