Skip to main content

Negeri Hiii rAwan!

Ada yang ngerasain gempa kemarin? Atau ngerasain paniknya situasi gempa? Deuh, moga-moga temans masih sehat selalu dan masih bisa berblogging. Heh-heh, bingung mo doain apa.

Sukribo, biar pengangguran keren bo!
Gue keingetan lageh sama satu komik strip yang di Kompas Minggu, kisahnya Sukribo. Ceritanya, si Sukribo, namanya juga dia kan pengangguran masa kini yang nomaden, rupanya kali itu doi lagi di Jogja yang baru saja terkena musibah gempa. Tetangganya, sesama korban, masih diberi rezeki berupa bayi yang baru lahir, dan pak RT mereka kepingin tahu akan dinamakan apa si jabang bayi tersebut.

Dialognya kira-kira begini ;
Pak RT : Syukurlah anaknya lahir selamat. Ngemeng-ngemeng, dia mau dikasih nama apa nih mas?

Sukribo : *nguping*

Tetangga : Belum tahu ya pak. Susah sih cari namanya. Soalnya istri saya maunya nama anak kami ini berbau sejarah, gitu deh.

Sukribo : *nyeletuk* Itu sih gampang!! Kasih nama aja Susilo Banjir Tsunami Gempa Bumi Lumpur Panas!

Pak RT : #$%*$#%@!!!

*btw, kok pak RTnya jadi nyolot ya???*

Hehehh... Gue yakin banyak yang suka sama komik strip Sukribo, selain komik strip Benny & Mice yang jayuz abezzz itu. Sukribo emang moyyy! Tampil beda, man!

We are Desperate Citizens
Emang sih, namanya bencana siapa yang tahu? Tapi kenapa yah, akhir-akhir ini bencana kayak tamu ga diundang, tapi dateng terus dan udah bikin sengsara banyak umat. Hiks.
Ada yang pernah mengingat-ingat, apa aja sih kejadian tragis yang menimpa anak bangsa ini? Bangsa yang makin merana, the desperate citizens.

Let's see.

Apa masalah kita?
1. Punya budaya jorok dan menganggap semua lahan bisa dijadiin tempat pembuangan sampah, dan giliran banjir baru deh pada ribut. Ribut doang;

2. penyakit korupsi yang udah kayak bengek keturunan, walahh, buat yang ini gue wassalam deh, ngga banyak komen;

3. punya kekayaan bahari, cadangan minyak, gas, dan emas, tapi anehnya hampir selalu jatahnya ditilep sama alien. Juga, kenapa sih harus ekspor mentah-mentah semua kekayaan alam itu? Jualnya murah banget padahal, dan ketika semua itu telah diolah di negeri seberang, kita harus membeli kembali ("barang produksi kita sendiri") dengan harga selangit!;

4. kebiasaan matre yang lebih pinter membuang uang buat belanja tanpa bisa (mau?) memproduksi sendiri dan dengan begitu akan memberi makan jutaan perut lapar. Gila kan? Buang duit teruss, sampe dari barang bekas hingga sampah aja mau ngimpor-ngimpor, dan bukannya produksi sendiri barang baru yang sama murahnya;

5. Anak sekolah yang pengin terus sekolah tapi ngga ada duit? bisa jadi pengangguran; Mo berhenti sekolah? yaaa, ntar jadi pengangguran dong; Trus, kalo udah lulus sekolah? tetep bakal jadi pengangguran jugaaaaaa!!!!;

Ampyunnn, cukup lima itu aja dehh, lainnya kita TST ajahh, hehehe.

Tapi semua itu kayak belum cukup, kita semua, baik yang emang banyak khilaf, maupun yang ngerasa nggak banyak dosanya, ternyata sama-sama kena getahnya kalau alam udah berdemo. Eh, alam di sini bukan Alam yang Pangeran Dangdut ituhhhh!! *eh, ngemeng-ngemeng, pegimana kabar tu orang ye??? Hihihi*
Sebenernya sih nggak sama-sama, dalam hal "kena getah" tadi, karena biasanya seeehh, satu pihak yang gitu deh akan mendapatkan gitu deh, dan pihak lain yang gitu deh versi lain, akan mendapatkan gitu deh yang lain juga.

*GUBRAK*
A : Gitu deh gitu deh... Gitu deh yang APAAN SEH!?

B : Yaaa, gitu dehh...
*pingsan*

Mau cari tantangan?
Ada yang suka nontonin Fear Factor nggak? Trus, ada yang abis nonton selalu merasa iri dan terobsesi untuk bisa jadi salah satu pesertanya kelak?

Gue kasih saran yah, NGGAK USAH IRI DEH!
Hehehe... dan nggak usah nunggu-nunggu audisi.
Man, semua tantangan di reality show itu nggak ada apa-apanya! Di sana nggak bakal ada tayangan celaka, luka-luka, nestapa, dan air mata duka. Nggak seru! Nggak hebat!

Kita semua, the desperate citizens, dan makhluk hidup lain yang mungkin lagi apes karena kebetulan ada di negeri hii rawan ini, atau emang cari-cari tantangan hidup kalii, hampir setiap hari harus melakukan aksi Fear Factor, dan bukan lagi sekedar audisi. Paling kurang sebulan sekali, jantung kita harus berdegup kencang. Masih mendinglah cuma jantung, gimana dengan orang yang tadinya lagi khusyuk tidur atau mandi pagi, tau-tau harus berlari kencang dalam ketakutan ketika bumi bergoyang?

Aku cinta! Aku bangga! Biar kadang malu juga sih... :p
Aah, terlalu banyak sarkasme yang gue lontarkan hari ini. Sampe-sampe membuat nilai fun blog gue berkurang karena dahi berkerut.

Sejatinya *ceilah!*, gue bukanlah orang yang senang bicara dengan pesimistis, walaupun selalu berusaha bersikap realistis.
Gue sedih dan kecewa, mungkin sama seperti jutaan orang lainnya, tapi gue belum terlalu malu menjadi anak bangsa ini. Mungkin karena gue masih selalu berharap, dan berdoa, semoga tiap sebuah hari yang akan datang selalu membawa kemajuan yang lebih baik dari sekarang. Dan bukankah dengan memiliki sebuah "harapan", membuat kita jadi punya semangat untuk mencapai tujuan?

Eh, masalahnya sekarang, yang dimaksud "tujuan" neh apaan neh?
Kalo di gue sih tujuan yang ada sekarang, yaaa seperti kata uni Wina, inilah waktunya mencari cowo yang berprospek buat jadi suami. Wakakakaaa.... Gue ketularan ngga nyambung! *PLAAAKKKS!!!*


Mes amies,
Biarlah kita hidup di negeri hii rawan ini, sudah resiko kita dilahirkan dan betah-betahin menclok di hamparan luas tanah dan air yang kaya potensi sekaligus kaya bencana ini. Tapi semoga cukup itu saja cobaan hidup yang menderitakan, jangan karena ulah bejat manusia-manusia yang membuat saudaranya terluka dan miskin abadi.

Gue ingin sekali bisa benar-benar bangga menjadi anak Indonesia!

Comments

Popular posts from this blog

My Friends, My Dreams. Novel dan TV Series. (Review, bagian satu)

Udah lama banget gue pengen nge-review Serial TV berjudul My Friends, My Dreams ini. Novelnya juga sih. Tapi gak sempet-sempet. Oke, mungkin tulisan ini bukan jenis review, ya seenggaknya, serupa review. :p Novel My Friends, My Dreams. Karya : Ken Terate adalah novel –para pemenang sayembara TeenLit Writer- yang pertama gue beli. Gue suka banget novel ini, karena SANGAT BERBEDA dengan novel TeenLit lainnya. Thumb up buat kejelian penulisnya. As we all know, novel bergenre remaja, tentu aja, mengetengahkan kehidupan remaja (hehe, infonya gak penting banget!). Banjirnya sinetron remaja yang sangat gak mutu seperti sekarang, membuat kehidupan remaja sekarang kayaknya cuma berkisar pada kejadian konflik dengan teman, rebutan pacar, cinta gelo, sampe remaja pelaku krimimil. Hellloooooow! Zaman gue sekolah dulu, emang sih rame ikut tawuran, atau digencet kakak kelas, tapi kayakna gak semonoton gitu deh. Masa remaja adalah masa yang paling indah, dan kehidupan sekolah itu menyenangkan. Setuj

My Friends, My Dreams. Novel dan TV Series. (Review, bagian dua)

Sampe suatu ketika, gue kebetulan lagi nonton Kiamat Sudah Dekat (KSD). Pas lagi iklan, ganti chanel, ternyata Serial TV itu muncul di TV7. Sejak itu, gue gak pernah absen nonton (ganti-gantian sama KSD). Gue sampe bela-belain pulang cepet buat bisa nongkrongin TV, apalagi sekarang jam tayangnya dimajuin jadi jam 20. Untung aja tayangnya hari Jumat. Pas mo wiken banget tuh! Gak nyangka, Serial TV-nya (plis deh, ini bukan “sinetron”. Oke?) malah lebih bagus dari yang waktu gue bayangin visual isi novelnya. Aktingnya alami banget. Tiap kejadian selalu bisa membuat gue ikut senyum, hanyut dalam emosi yang wajar, dan yang paling gue suka : ada nilai positifnya, dan itu sangat dominan. Two Thumbs Up!!!! Yang paling gue suka (lagi) adalah bagian di mana Mading Sekolah dikembangkan menjadi TV Sekolah! Semoga aja ini bisa jadi inspirasi buat para remaja yang senang beraktivitas dan ingin memajukan sekolahnya. Gue liat tiap episode, iklannya semakin bertambah dan bahkan jam tayangnya dimajuin

Fear Factor versi Indonesia (#1- Tantangan yang gak kacangan)

Nonton Fear Factor Versi Indonesia kemarin, ada dua hal yang ingin gua komentari, dan itu akan gua bagi dalam 2 tulisan. Yang pertama, bahwa reality show tentang memerangi rasa takut ini memang sangat menarik -kalo gak bisa dibilang keyen- Di luar kenyataan bahwa sampe sekarang persertanya masih didominasi orang-orang yang katanya-lumayan-beken-dan-tampang-kayak-maksa -musti-cakep itu (biasa deh, stereotip dunia hiburan, orang Indonesia kayak malu ama tampang asli bangsa sendiri), tantangan yang harus dihadapi peserta memang cukup berhasil "mbikin-takut-n-jijik". Sesuai temanya, yaitu faktor yang menakutkan, tantangan tersebut gak semata berupa tantangan fisik yang memerlukan otot kawat-tulang besi. Hal ini yang paling menarik, mengingat gak semua orang sekuat Gatotkaca, tapi belum tentu seorang Superman berani tidur dalam kotak kecil bareng sekumpulan tarantula berbisa. Ohya, ada dua hal yang paling gua suka dalam menghadapi tantangan : yang menguji nyali, dan mengadu kecer