Skip to main content

A poetry for Bonnie, my first love

Waktu itu umurku sebelas tahun, dan jatuh cinta padamu Bonnie
Tadinya sih sebal ngeliat kamu datang, soalnya kamu kan asalnya nggak jelas, tapi tersohor galak. Uh, takuttt!
Tapi kamu juga keren sekali! Duh! Gak ku ku... lahhh!!
Matamu itu lho, kalo lagi melas, mana tahaaaannnn....
Suaramu? Hmmm.... Lembut merayu bikin hatiku leleh.
Dan sejak itu aku bersedia membagi kehidupanku denganmu.

Kunikmati saat-saat membelaimu,
menyisiri bulu-bulu tubuhmu, *ehem*
membiarkan kamu menggeliat kegelian di pangkuanku, *apaan sih*
dan senyumku merekah setiap menikmati elusan manja lehermu... di kakiku.

Berkali-kali kucuri kesempatan untuk bisa mencium wajahmu.
Kita harus melakukannya sembunyi-sembunyi, takut ketahuan Mamaku.
Kadang kupikir, aku berhak dong melakukan apa saja sama kamu, kamu kan milikku!
Tapi Mama benar. Aku nggak boleh terlalu dekat dengan kamu. Gak sehat!
Aku bisa bersin tiga hari kalo kelamaan meluk kamu.

Bonnie,
Kamu nggak pernah nyakitin aku.
Uh. Pernah sih, satu kali, waktu itu kamu tidur melulu sih bikin aku sebal, jadi pantatmu kugamparin deh.
Eh, kamu tiba-tiba berbalik dan GIGIT aku!
Hiks! Napsu amat sih lu, Bon?!

Aku inget lagi waktu tetanggaku marah-marah karena harus miara 3 anak hasil hubungan gelapmu.
Haiyaaaa...h!! Ternyata kamu pejantan tangguh! *plok plok plok*
Bukan hanya itu. Kamu juga tukang makan yang tangguh!
Kamu ngabisin jatah susu aku, sampe akhirnya Mama ganti susu aku dengan Dancow rasa coklat,
Eh... dasar... pas aku kasihin, ternyata kamu mau juga susu COKLAT!
Bonnie.... Yang bener aja... Rakus banget sih lu...?!

Kamu juga pahlawanku, Bon.
Waktu aku dikejar anjing tetangga, kamu lah yang menghadangnya.
Hingga aku bisa lari ke rumah, loncat pagar, dan banting pintu sambil teriak-teriak panik menuju meja telepon.
Ngeliat kamu adu garang sama si Dogi.
Hebat! Dogi-lah yang akhirnya kabur. *dipanggil tuannya sih* (abis gue telpon sambil ngamuk-ngamuk)..
"Waaaaah, gak percuma gue miara preman!!!", sorakku waktu itu.

Kemudian suatu hari, waktu aku pulang sekolah, kamu nggak menyambutku.
Kucari kemana-mana, dari dapur, teras, sampe tempat sampah, kamu tetep gak ada.
Dipanggilin, nggak nyaut.
Diteriak(-teriakin) malah anak tetangga yang nyaut, "BRISSSIK, WOI!!!!!"

Duh, sedih deh ih.
Kehilangan kamu berhari-hari.
Sepi.....
Tak ada lagi belaian dan elusan manja.

Waktu kutanya, Mama bilang, kaum kamu memang gitu kalo MO MATI.
Jauh-jauh dari majikannya.
Yah, kayaknya beneran riwayat kamu sebage cowok peliharaanku tamat sudah.

Duh, aku jadi inget lagi waktu ngajarin kamu boker di septic bank (abisan kamu ogah ngorek tanah. Dasar sok elit!).
Eh, besoknya waktu rumah dikunci, kamu boker dari atas bak sampah yang terbuka!
Dasar KUCING kepinteran!

Untuk BONNIE, kucing belang tiga warna (item, putih, kuning) yang datang tak diundang (dan pergi tak bilang-bilang), yang telah menemani hari-hari gue dengan :
1. pergi ke dokter tiga kali dalam sebulan karena bersin-bersin tiada henti (alergi bulu kucing)
2. musti nyangkulin tanah buat septic bank-nya si Bonnie.
3. cuci dan jemur kasur 1x karena kasurnya dipipisin sama Bonnie geblek
.

Memang CINTA ITU buta.... dan NYUSAHIN!!! Huh!!!!

Comments

Popular posts from this blog

My Friends, My Dreams. Novel dan TV Series. (Review, bagian satu)

Udah lama banget gue pengen nge-review Serial TV berjudul My Friends, My Dreams ini. Novelnya juga sih. Tapi gak sempet-sempet. Oke, mungkin tulisan ini bukan jenis review, ya seenggaknya, serupa review. :p Novel My Friends, My Dreams. Karya : Ken Terate adalah novel –para pemenang sayembara TeenLit Writer- yang pertama gue beli. Gue suka banget novel ini, karena SANGAT BERBEDA dengan novel TeenLit lainnya. Thumb up buat kejelian penulisnya. As we all know, novel bergenre remaja, tentu aja, mengetengahkan kehidupan remaja (hehe, infonya gak penting banget!). Banjirnya sinetron remaja yang sangat gak mutu seperti sekarang, membuat kehidupan remaja sekarang kayaknya cuma berkisar pada kejadian konflik dengan teman, rebutan pacar, cinta gelo, sampe remaja pelaku krimimil. Hellloooooow! Zaman gue sekolah dulu, emang sih rame ikut tawuran, atau digencet kakak kelas, tapi kayakna gak semonoton gitu deh. Masa remaja adalah masa yang paling indah, dan kehidupan sekolah itu menyenangkan. Setuj

My Friends, My Dreams. Novel dan TV Series. (Review, bagian dua)

Sampe suatu ketika, gue kebetulan lagi nonton Kiamat Sudah Dekat (KSD). Pas lagi iklan, ganti chanel, ternyata Serial TV itu muncul di TV7. Sejak itu, gue gak pernah absen nonton (ganti-gantian sama KSD). Gue sampe bela-belain pulang cepet buat bisa nongkrongin TV, apalagi sekarang jam tayangnya dimajuin jadi jam 20. Untung aja tayangnya hari Jumat. Pas mo wiken banget tuh! Gak nyangka, Serial TV-nya (plis deh, ini bukan “sinetron”. Oke?) malah lebih bagus dari yang waktu gue bayangin visual isi novelnya. Aktingnya alami banget. Tiap kejadian selalu bisa membuat gue ikut senyum, hanyut dalam emosi yang wajar, dan yang paling gue suka : ada nilai positifnya, dan itu sangat dominan. Two Thumbs Up!!!! Yang paling gue suka (lagi) adalah bagian di mana Mading Sekolah dikembangkan menjadi TV Sekolah! Semoga aja ini bisa jadi inspirasi buat para remaja yang senang beraktivitas dan ingin memajukan sekolahnya. Gue liat tiap episode, iklannya semakin bertambah dan bahkan jam tayangnya dimajuin

Fear Factor versi Indonesia (#1- Tantangan yang gak kacangan)

Nonton Fear Factor Versi Indonesia kemarin, ada dua hal yang ingin gua komentari, dan itu akan gua bagi dalam 2 tulisan. Yang pertama, bahwa reality show tentang memerangi rasa takut ini memang sangat menarik -kalo gak bisa dibilang keyen- Di luar kenyataan bahwa sampe sekarang persertanya masih didominasi orang-orang yang katanya-lumayan-beken-dan-tampang-kayak-maksa -musti-cakep itu (biasa deh, stereotip dunia hiburan, orang Indonesia kayak malu ama tampang asli bangsa sendiri), tantangan yang harus dihadapi peserta memang cukup berhasil "mbikin-takut-n-jijik". Sesuai temanya, yaitu faktor yang menakutkan, tantangan tersebut gak semata berupa tantangan fisik yang memerlukan otot kawat-tulang besi. Hal ini yang paling menarik, mengingat gak semua orang sekuat Gatotkaca, tapi belum tentu seorang Superman berani tidur dalam kotak kecil bareng sekumpulan tarantula berbisa. Ohya, ada dua hal yang paling gua suka dalam menghadapi tantangan : yang menguji nyali, dan mengadu kecer