Skip to main content

Launching....

"Tes! Tes!"
"TESSS!!! 1.. 2…3…!"
"Kedengeran oi!! Ini siaran live!”
“Hehehe...”


SFX : kresek kresek kressssseeeekkkk bhoaaa!!!

“5…4…3…2…1. Action!”

“Selamat siang pemirsa, saat ini saya, Najwa Shihab sedang berada di Cikeas, tempat di mana launching blog baru akan diresmikan oleh Presiden SBY. Menurut kabar yang beredar, hari ini koneksi internet Jakarta sedikit mengalami gangguan, jadi acara launching ini sempat dikuatirkan tertunda beberapa saat. Untuk lebih jelasnya, mari kita temui administrator blog baru tersebut, Hannie. Selamat siang Hannie...”

”Selamat siang, mbak. Apa kabar?” *Aduhhh!!! GUE MASUK TIPI BOW! MAMAAA....!!!”*

”Ehm. Kabar baik, Hannie. *gubrak* Bisa ceritakan sedikit mengenai rencana launching blog baru ini? kabarnya telah mengalami penundaan sebanyak dua kali?”

”Ooo... ya. Begini. Penundaan pertama itu terjadi karena saya masih rada-rada gaptek. Ceritanya kan saya bikin blog tersebut, trus saya bikin tampilan ini itu, isinya begini begitu, pokoknya saya bikin supaya gak malu-maluin gitu loh. Tapi sayang sekali, mungkin karena saya lupa minum gibolan seperti yang dianjurkan mbak Dini, saat saya mau login lagi, busyet! Saya lupa username, password, sekaligus email yang saya gunakan!”

”...???!!!”

”Penundaan kedua adalah karena alasan teknis, ya, mbak. Waktu itu rencananya launching akan diadakan pada 1 Januari. Tapi sebagaimana kita tau, banyak sekali kejadian tak terduga pada saat-saat itu. Bahkan hingga sekarang ya. Mulai dari koneksi internet yang blank sewaktu gempa Taiwan, hingga musibah KM Senopati Nusantara dan kemudian hilangnya Adam Air. Semua itu tentu menyita perhatian banyak pihak. Saya turut berbela sungkawa atas musibah-musibah beruntun itu, dan berharap yang terbaik bagi para penumpang yang belum ditemukan.”

”Amin. Kita doakan bersama, pemirsa. Lalu Hannie, bisa ceritakan mengenai blog baru ini?”

”Oh, bisaaaa. Bisa, mbak. Begini. Segalanya berawal saat saya lagi kangen sama kampung halaman saya, ranah Minangkabau. Rasa kangen itu saya tuliskan di blog saya, dan tidak saya kira mendapat tanggapan yang cukup atraktif. Beberapa pengunjung bahkan berbaik hati memberikan poin-poin tambahan hal-hal berkenaan Sumatra Barat, mulai dari kesan, pertanyaan, hingga pernyataan yang pada akhirnya saya bisa simpulkan bahwa rasa kangen pada ranah Sumatra Barat itu bukan hanya milik saya.”

”O, begitu? Jadi mereka antusias dengan cerita Hannie, dan mungkin beberapa orang perantauan, atau mungkin bukan urang awak tapi memiliki kesan tentang Sumatra Barat jadi terkenang pada perjalanan mereka dulu? Atau mungkin ada yang memang kurang tahu mengenai Minangkabau dan jadi tertarik untuk mendapatkan informasi lebih banyak?”

”Naaah! Benar sekali, mbak Najwa! Antusiasme teman-teman blogger itu membuat saya berpikir untuk meneruskan cerita tersebut secara lebih rinci. Soalnya mereka tuh ada yang protes kenapa kok Sawahlunto gak ikut dibahas, atau apakah keripik Sanjay itu diambil dari nama moyangnya Shah Rukh Khan apa bukan, hingga beberapa yang meyatakan ingin pergi ke Sumatra Barat tapi nggak tahu musti dateng ke kota mana duluan, saking banyaknya lokasi wisata yang layak dikunjungi.”

”Oh. Begitu ya. Tampaknya sangat menyenangkan. Jadi blog baru ini bertujuan untuk memberikan informasi lebih banyak tentang Minangkabau? Cukup idealis, tapi kekhususan pada satu daerah ini tidak berdasarkan chauvinisme ya, Hannie, mengingat Indonesia memiliki banyak potensi wisata selain di Sumatra Barat.”

”Hehehe. Iya, mbak. Hmm. Begini, mengenai idealis yang spesialis (halah) hanya menyangkut Minangkabau, tidak usah dikuatirkan. Saya kemarin baru bikin KTP dan dapet yang edisi nasional yang di belakangnya ada gambar pulau dari Sabang sampai Merauke kok, mbak. Jadi jangan khawatir, saya masih cinta negeri ini dan selalu ingat untuk ikut berusaha mengembangkan informasi positif tentang Indonesia tercinta. Tapi tentunya dalam hidup kita harus memiliki skala prioritas. Nah, saat ini prioritas yang saya ambil adalah mengenalkan suatu wilayah yang insya Allah saya kenal baik tiap potensi wisatanya, kekhasan makanan yang bisa dijadikan oleh-olehnya, hingga dialek-dialeknya. Pengetahuan itu yang akan menjadi bekal bagi saya dan kawan-kawan kontributor untuk dibagikan kepada pembaca blog. Kita bikin tulisannya nanti kayak feature aja. Nggak semata hal-hal besar kayak potensi surfing di Mentawai, tapi juga mengedepankan hal-hal remeh seperti nikmatnya rasa ikan bilih dari Singkarak. Hehehe.”

”*ikut ngikik* Ehmmm. Oke. Tapi bukankah sudah ada website yang seperti itu? Baik website dari pemda Sumbar, maupun website bikinan ormas atau yang lebih spesifik lagi milik perusahaan2 wisata di Sumbar misalnya?“

“Pertanyaan bagus mbak. Gini loh, saya nih orangnya dari dulu suka tampil beda. Terus terang saya nggak tahu alamat url web-website yang mbak sebutkan tadi, tapi kalau pun begitu, pada pikir saya, apa salahnya kalau saya melakukan hal yang sama? Ohya, lagipula yang saya buat ini bentuknya blog (pada tahap awal, ya. Mudah2an bisa meningkat), penyajiannya pun dalam konteks nge-blog. Nah, apapun isinya, menurut saya, yang terpenting dari persamaan dengan website lainnya adalah tujuan bahwa mudah-mudahan kami semua bisa menyajikan informasi yang lebih banyak tentang segala hal di ranah Minangkabau.”

”Wah, begitu. Apakah semua itu menyangkut kampanye Hannie untuk menjadi Duta Pariwisata Minangkabau (DPM)?”

”Hahaha. Itu mah gosip, atuh mbak! Saya kan cuma becanda di situ. Harus ada orang-orang yang mengangkat potensi Sumatra Barat secepatnya. Sumpe deh, kawasan itu memiliki potensi yang gak kalah, bahkan lebih besar dari Bali, ikon wisata Indonesia. Dosennya Wina malah pernah menyebutkan bahwa Bukittingi is the real Paris van Java. Okelah “Java” Di sini diganti dulu dengan Sumatra baru ngepas ye. Whatever, semua yang mereka katakan itu benar. Berkunjunglah ke sana. Anda akan menikmati baaaaanyak hal dalam waktu yang sama.”

”*cheers* Wah, narasinya seperti itu, sudah bisa tuh jadi DPM....”

”Huehee... *GR* Pokoknya mbak, di blog itu saya dan kontributor lainnya akan berusaha menampilkan yang terbaik. Mulai dari hal kecil hingga besar. Mulai dari feature apa bahasa Minangnya frase seperti kata ”Ih! Gue banget!” sampe ke liputan perjalanan ke Grand Canyon-nya Indonesia di Lembah Harau, Payakumbuh atau berarung jeram di Sumatra Barat!”

”Menarik. Ngomong-ngomong, tadi disebut-sebut soal kontributor. Jadi blog ini bukan hanya Hannie yang mengelola ya?”

”Yep! Tidak mungkin rasanya kalo saya sendirian yang memaparkan apa-apa tentang Minangkabau, karena saya sedang berada di perantauan. Lagipula blog ini memang terbuka bagi urang awak yang sama-sama ingin mengenalkan pada dunia luar tentang kampung halamannya, provinsi Sumatra Barat. Untuk tahap awal, Maryulismax telah bergabung di sana. Kontributor selanjutnya, berinisial M sedang dalam proses join. Blog ini terbuka juga untuk siapapun yang ingin memberikan kontribusi (dalam bentuk tulisan) feature tentang segala hal di Sumatra Barat. Pada pokoknya semuanya bertujuan satu : mengenalkan Sumatra Barat.”

"Tag yang diusung blog ini, yaitu "Go! Ranah Minang, Go!" kedengaran ekspresif sekali ya?"

"Begitulah, mbak. Menyiratkan harapan..."

”Oke, Hannie. Wawancara yang asngat menarik. Mari kita doakan, semoga tujuan-tujuan itu tercapai dan potensi-potensi wisata di Sumbar maupun di Indonesia bisa lebih dilirik lagi dan kemudian dikelola dengan baik. Amin....”

”Amin...”

”Baiklah, waktu hampir menunjukkan pukul 12 siang. Pemirsa, sesuai rencana, Presiden SBY akan meresmikan blog ini dari... uhm... euh, melalui teleconference karena Presiden sedang berada di lokasi musibah Adam Air. Untuk itu kita akan menghubungi Tommy Tjokro yang sedang mengikuti Presiden. Silakan Tommy!”

SFX : ksssskkkk. Klik!

”Terima kasih Najwa. Pemirsa, tak lama lagi Presiden akan langsung meremikan blog seperti disebutkan rekan Najwa tadi. Tidak bisa berlama-lama karena kesibukan beliau,...”

*backsound* ”Lagian ini udah 4 halaman dan mo jam makan siang... Laperrrrrrr!!!”

"Tenang! Tenang! Makan siang disediain kok! Kunjungi aja blognya, trus makan ikan bilihnya!"

"Horeeeeee.....!"

”...dan karena saat ini persis jam 12 siang, waktu launching yang dijanjikan...”

”Hidup budaya ON TIMEEEEEE!!!!”
"HOREEEEEEEEE.....!!!!!


”...Berikut adalah suara Presiden SBY!”

SFX : kssskkkk. Klik.

”bla bla bla...
Bla bla...
Bla....
... maka dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, dengan ini blog http://go-ranahminang.blogspot.com resmi dibuka!”

SFX : JREEEEEENGGGGGG....!!!!!

Catatan :
Wawancara di atas semuanya tentu saja fiktif. Yang nggak fiktif cuma blognya. Blog http://go-ranahminang.blogspot.com sudah dapat diakses mulai hari ini. Admin dan contributors setahap demi setahap akan berusaha meningkatkan mutu blog mulai dari tampilan hingga isi.

Comments

Popular posts from this blog

My Friends, My Dreams. Novel dan TV Series. (Review, bagian satu)

Udah lama banget gue pengen nge-review Serial TV berjudul My Friends, My Dreams ini. Novelnya juga sih. Tapi gak sempet-sempet. Oke, mungkin tulisan ini bukan jenis review, ya seenggaknya, serupa review. :p Novel My Friends, My Dreams. Karya : Ken Terate adalah novel –para pemenang sayembara TeenLit Writer- yang pertama gue beli. Gue suka banget novel ini, karena SANGAT BERBEDA dengan novel TeenLit lainnya. Thumb up buat kejelian penulisnya. As we all know, novel bergenre remaja, tentu aja, mengetengahkan kehidupan remaja (hehe, infonya gak penting banget!). Banjirnya sinetron remaja yang sangat gak mutu seperti sekarang, membuat kehidupan remaja sekarang kayaknya cuma berkisar pada kejadian konflik dengan teman, rebutan pacar, cinta gelo, sampe remaja pelaku krimimil. Hellloooooow! Zaman gue sekolah dulu, emang sih rame ikut tawuran, atau digencet kakak kelas, tapi kayakna gak semonoton gitu deh. Masa remaja adalah masa yang paling indah, dan kehidupan sekolah itu menyenangkan. Setuj

My Friends, My Dreams. Novel dan TV Series. (Review, bagian dua)

Sampe suatu ketika, gue kebetulan lagi nonton Kiamat Sudah Dekat (KSD). Pas lagi iklan, ganti chanel, ternyata Serial TV itu muncul di TV7. Sejak itu, gue gak pernah absen nonton (ganti-gantian sama KSD). Gue sampe bela-belain pulang cepet buat bisa nongkrongin TV, apalagi sekarang jam tayangnya dimajuin jadi jam 20. Untung aja tayangnya hari Jumat. Pas mo wiken banget tuh! Gak nyangka, Serial TV-nya (plis deh, ini bukan “sinetron”. Oke?) malah lebih bagus dari yang waktu gue bayangin visual isi novelnya. Aktingnya alami banget. Tiap kejadian selalu bisa membuat gue ikut senyum, hanyut dalam emosi yang wajar, dan yang paling gue suka : ada nilai positifnya, dan itu sangat dominan. Two Thumbs Up!!!! Yang paling gue suka (lagi) adalah bagian di mana Mading Sekolah dikembangkan menjadi TV Sekolah! Semoga aja ini bisa jadi inspirasi buat para remaja yang senang beraktivitas dan ingin memajukan sekolahnya. Gue liat tiap episode, iklannya semakin bertambah dan bahkan jam tayangnya dimajuin

Fear Factor versi Indonesia (#1- Tantangan yang gak kacangan)

Nonton Fear Factor Versi Indonesia kemarin, ada dua hal yang ingin gua komentari, dan itu akan gua bagi dalam 2 tulisan. Yang pertama, bahwa reality show tentang memerangi rasa takut ini memang sangat menarik -kalo gak bisa dibilang keyen- Di luar kenyataan bahwa sampe sekarang persertanya masih didominasi orang-orang yang katanya-lumayan-beken-dan-tampang-kayak-maksa -musti-cakep itu (biasa deh, stereotip dunia hiburan, orang Indonesia kayak malu ama tampang asli bangsa sendiri), tantangan yang harus dihadapi peserta memang cukup berhasil "mbikin-takut-n-jijik". Sesuai temanya, yaitu faktor yang menakutkan, tantangan tersebut gak semata berupa tantangan fisik yang memerlukan otot kawat-tulang besi. Hal ini yang paling menarik, mengingat gak semua orang sekuat Gatotkaca, tapi belum tentu seorang Superman berani tidur dalam kotak kecil bareng sekumpulan tarantula berbisa. Ohya, ada dua hal yang paling gua suka dalam menghadapi tantangan : yang menguji nyali, dan mengadu kecer