Kata orang kalo ada kupu-kupu masuk rumah berarti bakal ada tamu dateng. Lama si kupu-kupu bertandang menjadi prediksi berapa liter air teh manis plus berapa macem makanan yang musti disiapin buat suguhan si tamu (*iye, gue over).
Dulu sih rumah gw beberapa kali kejadian ada kupu-kupu masuk rumah. Ya kadang iya abis itu rumah gw kedatengan tamu dari jauh, kadang juga yang dateng cuma tukang sedot WC yang nempelin iklannya sembarangan di pager rumah.
Kupu-kupu malam
Ada satu kejadian yang gw ingat yaitu suatu malam rumah gw disidak seekor kupu-kupu. Sempet heran juga sih napa malem2 kok ada kupu-kupu terbang. Mana susah banget ngusir si kupu-kupu itu pulang ke habitatnya di Taman Lawang.
*di atas adalah spesimen pantun yang buruk* ^-^
Seminggu setelah si kupu-kupu mengadakan sidak, sodara2 gw the big family of Minangkabau Street (*ngomongnya gitu biar kesannya + keren) datang dan mereka menghabiskan berliter-liter air di rumah gw. Oke. Gw menyebutkan yang terakhir itu dengan menggunakan majas hiperbola, tapi kalau dipikir-pikir kenyataannya memang begitu. Literan air habis di rumah gw, gak cuma buat menghilangkan dahaga mereka atau pun jadi kobokan cuci tangan, tapi sekaligus berliter-liter air untuk mengganti air di aquarium gw (di rumah gw ada 2 aquarium gede). Begini ceritanya...
Anak-anak memang kanak-kanak (mikirnya)
The big family of Minangkabau Street adalah gank om2 + tante2 gw yang mana mereka punya anak(-anak) kecil yang jumlahnya lebih dari selusin (tepatnya saat itu 14 anak). Oh ya, mereka cerdas dan sangat aktif. Cenderung HIPER-aktif. Sebagaimana anak2 kecil lainnya, mereka sangat manis dan pintar. Manis waktu merayu gw supaya boleh memberi makan ikan, dan pintar membujuk gw supaya gw (tak kuasa) mengizinkan mereka memberi makan ikan. Satu per satu. Anak yang mau beri makan ikan, maksud gw, bukan ikannya.
Pelajaran yang gw tarik dari peristiwa tsb adalah : kalo ada anak kecil dateng ke rumah kita, apalagi mereka gerombolan dan berat-berat (makannya banyak), lalu kita udah cape-cape melihara ikan lucu-lucu di aquarium.... JAUHKAN PAKAN IKAN DARI PANDANGAN MEREKA!!!
Lu bayangin aje... Satu anak minta ngasih sejumput pakan ikan... Lha, 14 anak brati 14 jumput! Gimana ikan-ikan gw ga pada semaputt!!!
H+4 lebaran gw habiskan dengan menguras air aquarium dan mengubur 2 ikan mas koki almarhum (tepatnya, melemparnya ke tempat sampah).
Well. Dalam hal ini si kupu-kupu malam tidak bersalah. ^-^
Tamu berikutnya : merpati hitam
Ehem.
Hari ini rumah gw dimasukin burung. Iya, sodara-sodara. Anda gak salah baca atau pun salah denger.
Burung.
B.u.r.u.n.g.
Bu-rung.
Sekali lagi ah.
BURUNG.
Kenapa burung di sini dituliskan segitu dramatis...??!?
Karena... burung ini berwarna hitam, BESAAAR SEKALI, dan menakutkan!!!
Seakan bisa menambah kengerian, burung berwarna hitam dan berukuran sebesar ayam hutan ini menclok di jendela! Buset dah, ternyata oma-oma kita dulu bikin lagu memang berdasarkan realita. Rupanya bangsa burung dari generasi ke generasi memang sukanya menclok di jendela.
Gambar diambil dari sini
Hal yang gw sesali setelah berhasil mengusir si burung merpati ini dari rumah gw adalah, ...bukan! BUKAN karna gak berhasil menangkapnya buat disate; tapi gw nyesel karna lupa motoin tu burung waktu dia menclok di jendela.
Sumpeee lho, burung merpati hitam yang menclok di rumah gw barusan ukurannya lebih gede dari yang di gambar itu.
Reka ulangnya nih. Waktu uni gw jerit-jerit gitu di bawah, gw pikir ada tikus ato apa gitu, paling banter juga ada kupu-kupu lagi. Sempet berasa konyol aja pas dia dengan paniknya jerit, "Burung lepas! BURUNG LEPAAAASS!!"
Gw mikir burung APA sih yang lepas... Tapi pas gw sampai di bawah dan lihat sendiri wujud si merpati hitam, pikiran gw langsung berubah menjadi BURUNG SIAPA sih yang lepas?
Well, kita lihat saja apa yang akan terjadi setelah kunjungan si merpati hitam ini.
^-^
Dulu sih rumah gw beberapa kali kejadian ada kupu-kupu masuk rumah. Ya kadang iya abis itu rumah gw kedatengan tamu dari jauh, kadang juga yang dateng cuma tukang sedot WC yang nempelin iklannya sembarangan di pager rumah.
Kupu-kupu malam
Ada satu kejadian yang gw ingat yaitu suatu malam rumah gw disidak seekor kupu-kupu. Sempet heran juga sih napa malem2 kok ada kupu-kupu terbang. Mana susah banget ngusir si kupu-kupu itu pulang ke habitatnya di Taman Lawang.
*di atas adalah spesimen pantun yang buruk* ^-^
Seminggu setelah si kupu-kupu mengadakan sidak, sodara2 gw the big family of Minangkabau Street (*ngomongnya gitu biar kesannya + keren) datang dan mereka menghabiskan berliter-liter air di rumah gw. Oke. Gw menyebutkan yang terakhir itu dengan menggunakan majas hiperbola, tapi kalau dipikir-pikir kenyataannya memang begitu. Literan air habis di rumah gw, gak cuma buat menghilangkan dahaga mereka atau pun jadi kobokan cuci tangan, tapi sekaligus berliter-liter air untuk mengganti air di aquarium gw (di rumah gw ada 2 aquarium gede). Begini ceritanya...
Anak-anak memang kanak-kanak (mikirnya)
The big family of Minangkabau Street adalah gank om2 + tante2 gw yang mana mereka punya anak(-anak) kecil yang jumlahnya lebih dari selusin (tepatnya saat itu 14 anak). Oh ya, mereka cerdas dan sangat aktif. Cenderung HIPER-aktif. Sebagaimana anak2 kecil lainnya, mereka sangat manis dan pintar. Manis waktu merayu gw supaya boleh memberi makan ikan, dan pintar membujuk gw supaya gw (tak kuasa) mengizinkan mereka memberi makan ikan. Satu per satu. Anak yang mau beri makan ikan, maksud gw, bukan ikannya.
Pelajaran yang gw tarik dari peristiwa tsb adalah : kalo ada anak kecil dateng ke rumah kita, apalagi mereka gerombolan dan berat-berat (makannya banyak), lalu kita udah cape-cape melihara ikan lucu-lucu di aquarium.... JAUHKAN PAKAN IKAN DARI PANDANGAN MEREKA!!!
Lu bayangin aje... Satu anak minta ngasih sejumput pakan ikan... Lha, 14 anak brati 14 jumput! Gimana ikan-ikan gw ga pada semaputt!!!
H+4 lebaran gw habiskan dengan menguras air aquarium dan mengubur 2 ikan mas koki almarhum (tepatnya, melemparnya ke tempat sampah).
Well. Dalam hal ini si kupu-kupu malam tidak bersalah. ^-^
Tamu berikutnya : merpati hitam
Ehem.
Hari ini rumah gw dimasukin burung. Iya, sodara-sodara. Anda gak salah baca atau pun salah denger.
Burung.
B.u.r.u.n.g.
Bu-rung.
Sekali lagi ah.
BURUNG.
Kenapa burung di sini dituliskan segitu dramatis...??!?
Karena... burung ini berwarna hitam, BESAAAR SEKALI, dan menakutkan!!!
Seakan bisa menambah kengerian, burung berwarna hitam dan berukuran sebesar ayam hutan ini menclok di jendela! Buset dah, ternyata oma-oma kita dulu bikin lagu memang berdasarkan realita. Rupanya bangsa burung dari generasi ke generasi memang sukanya menclok di jendela.
Gambar diambil dari sini
Hal yang gw sesali setelah berhasil mengusir si burung merpati ini dari rumah gw adalah, ...bukan! BUKAN karna gak berhasil menangkapnya buat disate; tapi gw nyesel karna lupa motoin tu burung waktu dia menclok di jendela.
Sumpeee lho, burung merpati hitam yang menclok di rumah gw barusan ukurannya lebih gede dari yang di gambar itu.
Reka ulangnya nih. Waktu uni gw jerit-jerit gitu di bawah, gw pikir ada tikus ato apa gitu, paling banter juga ada kupu-kupu lagi. Sempet berasa konyol aja pas dia dengan paniknya jerit, "Burung lepas! BURUNG LEPAAAASS!!"
Gw mikir burung APA sih yang lepas... Tapi pas gw sampai di bawah dan lihat sendiri wujud si merpati hitam, pikiran gw langsung berubah menjadi BURUNG SIAPA sih yang lepas?
Well, kita lihat saja apa yang akan terjadi setelah kunjungan si merpati hitam ini.
^-^
Comments