Skip to main content

"Membumikan" Ranah Minang Melalui Blog

Tulisan berikut saya copy paste dari blognya ayahdisya. sori ya ayah, baru posting sekarang.
Makasih banget tulisannya, bang Max!
Go, Minangkabau, GO!


DI era serba digital saat ini, upaya sosialisasi dan promosi menjadi lebih gampang dan terhitung murah. Terutama dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi, yang setiap saat selalu ada yang baru dan membikin mudah. Salah satunya internet.

Melalui internet, adagium "tempo doeloe" bahwa dunia selebar daun kelor, berganti tajuk menjadi "dunia seluas layar monitor". Tinggal klik, maka semuanya terpampang di muka kita.

Adalah rugi bila kita tidak memanfaatkan kemajuan ini. Mengingat internet kini bukan barang mewah dan wah, kecuali bagi yang gaptek dan nggak mau berubah. Apalagi sekarang banyak layanan web gratis berbasis blog --ataupun web beneran yang nyantol di hosting penyedia layanan-- yang sebenarnya bisa dijadikan ajang promosi siapa kita, yang bisa saja jadi ajang tebar pesona, sebar kharisma. Di luar itu, layanan gratis ini bisa pula menjadi media ekspresi diri, dan sekaligus sebagai wahana belajar menulis tentang apa saja atau pengganti diary sekalipun.

Alasan itulah yang menjadi salah satu alasan mengapa cewek yang satu ini, menggagas lahirnya sebuah blog yang diniatkan untuk menjadi ajang promosi kampung halaman, ranah Minang. Maka lahirlah go-ranahminang.blogspot.com yang isinya tentang apa saja yang berbau Minangkabau. "Hitung-hitung berbakti bagi kampung, dalam bentuk lain," begitu katanya.

Keinginannya itu, tentu saja patut diapresiasi positif. Mengingat selama ini, tidak begitu banyak situs yang mengangkat tema seperti itu, walau harus diakui memang banyak situs ranah Minang yang sudah wara-wiri di dunia maya dengan mengusung semangat kedaerahan serupa ini, tapi tidak berbasis blog. Sebut saja semisal rantaunet.orgyang mengklaim diri sebagai situs internet urang Minang pertama sejak 1993. Ada pula cimbuak.net, nagari.org, atau portal teknologi informasi seperti lintau.com dan maliang.org yang dikelola Masyarakat Melek IT Minang. Termasuk pula situs resmi Pemprov Sumbar yang kadang isinya hanya sebatas berita dan program kerja seperti layaknya situs pemerintahan lainnya.

Maka konsep berbeda coba diusung melalui go-ranahminang blogspot ini. Yaitu mengangkat segala hal mulai dari lokasi wisata, wisata belanja, panorama, kuliner, oleh-oleh, budaya, hingga kebiasaan urang awak --yang katanya-- akan dituliskan dalam format feature. Ini tidak mudah untuk mewujudkannya, mengingat keterbatasan sumberdaya dan pengetahuan seutuhnya soal seluk-beluk ranah Minang ini. Maka digagaslah konsep untuk mengundang siapa saja yang mau untuk menyumbangkan tulisannya sebagai kontributor di blog itu. Saya salah satunya, dan insya Allah, akan masih banyak yang mau bergabung di situ. Mengingat begitu banyaknya urang awak yang sebenarnya gape menulis dan punya perhatian ke arah itu. Tinggal lagi menyosialisasikan keberadaan blog ini antarsesama pemilik blog, dengan rajin-rajin blogwalking ke sana kemari.

Tapi mengingat konsep yang diusung masih tanggung, maka digagas lagi membikin Komunitas Blogger Urang Minang yang berada di perantauan atau pun di kampung halaman sendiri. Maksudnya jelas, yaitu mahimpun nan taserak. Bahwa adalah fakta, cukup banyak orang Minang yang punya blog, tapi tidak terdeteksi jumlah dan keberadaannya. Maka melalui komunitas itulah, diharapkan akan menjadi ajang berkumpul dunia maya sesama urang Minang, sekaligus mengukuhkan identitas keminangannya.

Tapi patut ditegaskan, ini bukanlah bentuk dari sikap primordialisme sempit yang hanya mengedepankan semangat kedaerahan. Lebih dari itu, komunitas ini hanya sebatas mengumpulkan para pemilik blog asal Minangkabau, agar mereka saling kenal satu sama lainnya. Itu saja.

Karena keberadaan blog dan komunitas ini masih baru, maka jangan heran masih ada kekurangan di sana-sini. Termasuk pemakaian layanan web tools yang serba gratis yang tentu saja fiturnya seadanya. Terlepas dari itu, yang terpenting di sini adalah semangat untuk memberikan kontribusi bagi kampung halaman dan mengumpulkan urang sakampuang dalam satu wadah. Semoga ini mendapat apresiasi yang luas. Tapi bukan seluas layar monitor anda!!! (***)
posted by Maryulis Max @ 6:37 PM
3 Comments:

*
At 29 January, 2007 11:24, Iman Brotoseno said…

mudah mudahan juga bisa menjadi media informatif bagi kami kami yang tertarik mengunjungi sumatera barat...

*

At 30 January, 2007 22:19, unai said…

bukti kecintaan akan ranah minang...sukses yah da, semoga mampu menjadi pengobat rindu dan informasi bagi sanak saudara di rantau :)

*

At 12 February, 2007 23:26, max said…

IMAN BROTOSENO = Semoga bakal ada film tentang ranah Minang dari besutan mas Iman...

UNAI = Semoga Nai.. Unai mo gabung jadi rang sumando Minang ndak? Hi3x

Comments

Popular posts from this blog

My Friends, My Dreams. Novel dan TV Series. (Review, bagian satu)

Udah lama banget gue pengen nge-review Serial TV berjudul My Friends, My Dreams ini. Novelnya juga sih. Tapi gak sempet-sempet. Oke, mungkin tulisan ini bukan jenis review, ya seenggaknya, serupa review. :p Novel My Friends, My Dreams. Karya : Ken Terate adalah novel –para pemenang sayembara TeenLit Writer- yang pertama gue beli. Gue suka banget novel ini, karena SANGAT BERBEDA dengan novel TeenLit lainnya. Thumb up buat kejelian penulisnya. As we all know, novel bergenre remaja, tentu aja, mengetengahkan kehidupan remaja (hehe, infonya gak penting banget!). Banjirnya sinetron remaja yang sangat gak mutu seperti sekarang, membuat kehidupan remaja sekarang kayaknya cuma berkisar pada kejadian konflik dengan teman, rebutan pacar, cinta gelo, sampe remaja pelaku krimimil. Hellloooooow! Zaman gue sekolah dulu, emang sih rame ikut tawuran, atau digencet kakak kelas, tapi kayakna gak semonoton gitu deh. Masa remaja adalah masa yang paling indah, dan kehidupan sekolah itu menyenangkan. Setuj

My Friends, My Dreams. Novel dan TV Series. (Review, bagian dua)

Sampe suatu ketika, gue kebetulan lagi nonton Kiamat Sudah Dekat (KSD). Pas lagi iklan, ganti chanel, ternyata Serial TV itu muncul di TV7. Sejak itu, gue gak pernah absen nonton (ganti-gantian sama KSD). Gue sampe bela-belain pulang cepet buat bisa nongkrongin TV, apalagi sekarang jam tayangnya dimajuin jadi jam 20. Untung aja tayangnya hari Jumat. Pas mo wiken banget tuh! Gak nyangka, Serial TV-nya (plis deh, ini bukan “sinetron”. Oke?) malah lebih bagus dari yang waktu gue bayangin visual isi novelnya. Aktingnya alami banget. Tiap kejadian selalu bisa membuat gue ikut senyum, hanyut dalam emosi yang wajar, dan yang paling gue suka : ada nilai positifnya, dan itu sangat dominan. Two Thumbs Up!!!! Yang paling gue suka (lagi) adalah bagian di mana Mading Sekolah dikembangkan menjadi TV Sekolah! Semoga aja ini bisa jadi inspirasi buat para remaja yang senang beraktivitas dan ingin memajukan sekolahnya. Gue liat tiap episode, iklannya semakin bertambah dan bahkan jam tayangnya dimajuin

Fear Factor versi Indonesia (#1- Tantangan yang gak kacangan)

Nonton Fear Factor Versi Indonesia kemarin, ada dua hal yang ingin gua komentari, dan itu akan gua bagi dalam 2 tulisan. Yang pertama, bahwa reality show tentang memerangi rasa takut ini memang sangat menarik -kalo gak bisa dibilang keyen- Di luar kenyataan bahwa sampe sekarang persertanya masih didominasi orang-orang yang katanya-lumayan-beken-dan-tampang-kayak-maksa -musti-cakep itu (biasa deh, stereotip dunia hiburan, orang Indonesia kayak malu ama tampang asli bangsa sendiri), tantangan yang harus dihadapi peserta memang cukup berhasil "mbikin-takut-n-jijik". Sesuai temanya, yaitu faktor yang menakutkan, tantangan tersebut gak semata berupa tantangan fisik yang memerlukan otot kawat-tulang besi. Hal ini yang paling menarik, mengingat gak semua orang sekuat Gatotkaca, tapi belum tentu seorang Superman berani tidur dalam kotak kecil bareng sekumpulan tarantula berbisa. Ohya, ada dua hal yang paling gua suka dalam menghadapi tantangan : yang menguji nyali, dan mengadu kecer