Skip to main content

Buku bagus (menurut gue-lah)

Dua tahun belakangan ini dompet gue tipis bukan gara-gara beli tenda dome atowa parfum. Gue pernah nyaris miskin dua bulan di tahun 2005 gara-gara beli hampir selusin buku (rata-rata dalam sebulan) sekaligus! Mana harganya rata-rataan se-Harry Potter IV lagi! Sumpah, mata gue sampe picek ngebaca belasan novel berturut-turut, belum lagi tiap ari musti liat monitor! Yang pasti gue harus puasa makan pizza pada bulan-bulan itu (antara Juni-Juli). Gimana nggak, ada banyak pameran buku dan entah kebetulan pa gak, jadi banyak juga novel bagus bermunculan.
Eniwei, gue termasuk pemilih (soalnya kocek gue kan harus milih, hehehee), jadi selama ini gue beli buku gak mau rugi. Biasanya gue beli buku tuh harus liat isi dalemnya dulu, selintas. Kalo bagus, pasti langsung bawa pulang (Abis izin ama kasir-lah). Ada beberapa novel yang ternyata gue kecewa bacanya sampe rumah (mungkin selera gue yang rada lain ya), ada juga novel yang bikin gue jadi WAH! gitu, saking puasnya baca. Untungnya, selama ini lebih banyak novel yang WAH! Itu. Oh ya, berikut ada beberapa novel yang gue (pribadi) suka banget! Gue bukan pembaca profesional (kalo istilahnya begitu) sehingga gak bisa kasi penilaian prof juga. Lagian gak perlu. Gue cuma ingin memuji beberapa karya ini.

Ok. Ini daftar buku (fiksi loh!) yang bikin gue ?suka? ngebacanya. Urutan gak ngaruh. Karena bagi gue tiap novel punya daya tarik sendiri-sendiri.
1. Imadoki, by ? *lupa* ini manga, terbitan taun 2003 dan sangat amat berkesan bagi gue. cerita tentang anak perempuan yang selalu berpikir positif, baik hati dan percaya diri ini-lah yang ngebuka mata gue di saat "down" dulu. ini buku yang "mengubah" banget. banyak nilai positifnya di sini. sayang, buku ini (no 1-5) gue baca dengan cara MINJEM!!! yah, ada yang masih punya gak? *wajah ngarep* kalo ada, hehe... boleh tuh... hehee...

2. Harry Potter, by JK Rowling. Hahahahhh? gak banyak comment dah! Penulisnya emang canggih banget fantasinya! HEBAT!! Sangat BRILIAN!!
(ok, ini cuma selingan. Lainnya adalah buku-buku karya penulis dalam negeri. I love indonesian books!!
3. Test Pack, by Ninit Yunita. Sumpah! Ini novel dewasa banget! Hebat, Ninit. Secara ngebandingin dengan buku pertamanya (Kok Putusin Gue?) ini buku benar-benar lompatan kuantum! Sangat smart, adult, and ?keep in touch?. Buku ini sangat penting dibaca bagi orang dewasa muda yang secara bawah sadar masih meragukan ato mengabaikan pentingnya suatu ?komitmen? dalam menjalani hidup dengan pasangannya. Two thumbs up buat Ninit, yang sangat jeli membuat suatu tema ?spesifik? menjadi sangat spesial dan nikmat diselami (apalagi ceritanya gak ada melenceng dari tema!)
4. MalikMilka, by Waya. Ini buku asyik banged lhow dibaca. Yang paling gue suka karena bahasanya cenderung �baik dan benar� padahal genre-nya sangat teenLit. Keliatan lebih berkelas gitu loh, gaya penceritaan ?semi formal namun gaul? ini. Yang gue heran, novel sebagus ini kok cuma sebentar keliatan ya (awal Juni). Apa gue yang gak pernah liat lagi, apa novelnya laku keras trus penerbitnya keteteran cetak ulang, ato gimana? Yang jelas gue suka banget sama novel bertema persahabatan gini. Fantasi tentang kehidupanannya juga smart banget. Keren!!
5. Gege Mengejar Cinta, by Adhitya Mulya. Sumpe dah!! Ini novel bikin gue ngakak abis! Padahal endingnya itu kalo dipikir-pikir, lamaaaa banget berputar di satu tempat aja! Tapi Adhit bisa ngebuat pembacanya gak bosen karena kelucuan imajinaner yang dibangunnya, apalagi sejak awal penceritaan! Terasa kalo ini novel buatan cowok yang cool banget. Sangat kreatif dan pastinya sih GILA! Ini novel dia yang pertama gue beli, dan Jomblo setelahnya. Ngebandingin dua novel itu sih, gue kasih vote buat GMC yang sangat fun abis (dari awal �mpe akhir).
6. CEWEK!!! By Esti Kinasih. Ini novel GILA! Sesuai judulnya, cewek banget tapi gak terkesan ?cewek?-nya. Di situ hebatnya nih penulis novel Fairish (yang kayaknya novel itu jadi pelopor teenLit-nya Gramedia deh). Cerita CEWEK!!! Berkisar tiga orang (pastinya cewek) dengan karakter berbeda yang punya kesamaan nasib dan menjadikan mereka bersatu untuk memperbaiki keadaan mereka itu. Bener-bener girl power! Keren!!
7. 5 cm, by Donny Dhirgantoro. Tentang persahabatan. Tema yang paling gue suka. Gue denger penulisnya perlu waktu 2 taun buat finished novel perdana-nya. Gak sia-sia penantian kerja kerasnya, karena novel ini dalam waktu cepat langsung jadi best seller dan masih diomongin para penggemar buku sampe sekarang. Bukunya mahal banged (hehehhh) tapi emang isinya sangat full, hingga full dengan kepuasan membacanya. Gaya ceritanya agak berbeda dari tema sejenis. Well, ini novel agak serius tapi ternyata gue menikmati ngebacanya. J
8. Dokter, Pelukis, dan si Cowok Plin Plan, by Ken Terate. Ini novel TeenLit yang alur ceritanya menyenangkan banget. Setingkat lebih enak dari My Friends, My Dreams (juara 3 lomba TeenLit Gramedia), Ken berhasil ngebawa gue masuk dalam dunia remaja tanpa harus merasa ?lain?, karena jelas gue bukan ABG lagi kan! Hahahhh? Bravo, Ken. Gue suka sama moto lo untuk ?Be Young!? Masa remaja emang indah, apalagi kalo diisi dengan berbagai kegiatan positif dan jalinan persahabatan. Menurut gue kedua novel dia perlu dibaca para ABG (maupun usia dewasa juga gak aneh kok). Gue suka gaya berceritanya, dan semangat moral dalam novel ini (yang beda dengan novel2 biasanya) bahwa emang gak semua keinginan TERWUJUD dengan indah. Itulah hidup. semua perlu perjuangan. Gak ada yang sempurna. Be Young, friends!
9. Hey, Conchita! (1&2) by Marthino Andries. Hehehee? sebenernya ini novel agak nyeleneh gitu. Kerasa kayak baca Lupus gitu lhoo! Jujur, gue gak gitu nangkep pesan moral dalam novel2 ini (padahal itu bagian favorit gue! bagi gue, setiap cerita yang bagus itu punya NILAI, yang bisa dirasain pembacanya). But, gak harus ada sih, namanya juga fun fiction, 2 novel ini boleh banget dibaca buat kita-kita penggemar pasrahnya metromini en kopaja! Itu bagian paling fun-nya. Kalo boleh komen dikit (lah dari tadi gue ngapain yak?) Mart keliatan masih belum mengubah kekuatan utama novelnya, yaitu gambaran karakter Conchita sebagai pembajak bus kota! Hahahahh? Asal ada variasi ajah, biar gak garing! J D mozt important thing is : ini buku lucu abezz!
10. Supernova, by Dewi Lestari. Ini novel gue beli udah basi banget (tahun 2004) tapi gue bacanya udah duluan tamat waktu masih kuliah. Gue beli waktu itu dan langsung tamat lagi, karena gue merasa HARUS PUNYA (kaga minjem). Ini termasuk novel yang hebat. Dee berhasil memperlihatkan kualitas fiksinya bercampur pengetahuannya tentang fisika dan hal ilmiah lainnya! Oh ya, novel ini lah (abis beli dan baca lagi) yang dengan kuatnya menumbuhkan kembali keinginan gue untuk menjadi seorang penulis buku. Berkat ?kekuatan? novel ini pula, skrip pertama ?novel? gue kelar seminggu kemudian di bulan Maret 2005. Novel ini ngebuat gue yakin, tulisan apa aja bisa jadi buku yang ?berisi?, asal kita serius menuliskannya. J

Hmm? segitu dulu-lah. Catet, ini tentang buku-buku yang berkesan aja! Sekali lagi, bagi gue karya cipta fiksi berbeda taste dalam setiap buku. Gak berarti buku laen jelek. Ok! I love books.

Ohya, sebenernya sih gue udah punya tulisan panjang yang menjurus ke novel gitu. (Atau novelet ya?) Tebalnya 60 halaman folio, 1� spasi, dengan tema keluarga. Hehehe.. ?novelet? ini gue buat tahun 2003, selesai dalam waktu 10 hari! Jelas aja ditolak sama penerbit, karena ceritanya emang belum mateng banget (alurnya masih ngambang). Gue juga gak ngerti kenapa gue nekat ngirim itu cerita padahal belun kelar. Sekedar kasi tau, mungkin karena cerita itu berasal dari kehidupan gue sendiri, dan gue sedang agak emosional waktu menuliskannya, dan sangat bernafsu untuk menyelesaikan secepat mungkin (gue emang gak sabaran, lagian, bener kan, selese dalam sembilan hari lhow!) Yah, kan gue masih lugu banget waktu itu dalam hal mempublikasikan tulisan :p tapi tau gak, itu yang bikin gue rada somse juga sih setelahnya. Bahwa gue memang bisa nulis panjang dalam waktu singkat. Gue rada terlena di situ, suka menunda bikin cerita baru. Hehe? agak lama baru gue sadar kalo pembuatan sebuah novel itu memerlukan keseriusan juga. Penjiwaan, juga penting. Kayak penyanyi aja, kalo dia gak ngejiwain lagunya, suara emaspun akan kedengeran kek kuali bocor. So, apalagi gue orangnya agak perfeksionis gitu, gue jadi sadar, untuk bikin novel yang ?berisi? itu memerlukan persiapan2 yang sangat matang. Gak bisa instan. Ya iyalah, novel kan minimal 100-an halaman, coba! Musti serius tuh!!

Comments

Anonymous said…
hannie... makasih udah beli Test Pack... ihihihihi bersedia membuat dompetnya tipis ;)

wow reviewnya bagus banget... seneng deh :)

makasih ya han... makasih juga udah ngisi guestbook di homepage test pack :)

cheers!
Anonymous said…
lam kenal yach hannie ...

Popular posts from this blog

My Friends, My Dreams. Novel dan TV Series. (Review, bagian satu)

Udah lama banget gue pengen nge-review Serial TV berjudul My Friends, My Dreams ini. Novelnya juga sih. Tapi gak sempet-sempet. Oke, mungkin tulisan ini bukan jenis review, ya seenggaknya, serupa review. :p Novel My Friends, My Dreams. Karya : Ken Terate adalah novel –para pemenang sayembara TeenLit Writer- yang pertama gue beli. Gue suka banget novel ini, karena SANGAT BERBEDA dengan novel TeenLit lainnya. Thumb up buat kejelian penulisnya. As we all know, novel bergenre remaja, tentu aja, mengetengahkan kehidupan remaja (hehe, infonya gak penting banget!). Banjirnya sinetron remaja yang sangat gak mutu seperti sekarang, membuat kehidupan remaja sekarang kayaknya cuma berkisar pada kejadian konflik dengan teman, rebutan pacar, cinta gelo, sampe remaja pelaku krimimil. Hellloooooow! Zaman gue sekolah dulu, emang sih rame ikut tawuran, atau digencet kakak kelas, tapi kayakna gak semonoton gitu deh. Masa remaja adalah masa yang paling indah, dan kehidupan sekolah itu menyenangkan. Setuj

My Friends, My Dreams. Novel dan TV Series. (Review, bagian dua)

Sampe suatu ketika, gue kebetulan lagi nonton Kiamat Sudah Dekat (KSD). Pas lagi iklan, ganti chanel, ternyata Serial TV itu muncul di TV7. Sejak itu, gue gak pernah absen nonton (ganti-gantian sama KSD). Gue sampe bela-belain pulang cepet buat bisa nongkrongin TV, apalagi sekarang jam tayangnya dimajuin jadi jam 20. Untung aja tayangnya hari Jumat. Pas mo wiken banget tuh! Gak nyangka, Serial TV-nya (plis deh, ini bukan “sinetron”. Oke?) malah lebih bagus dari yang waktu gue bayangin visual isi novelnya. Aktingnya alami banget. Tiap kejadian selalu bisa membuat gue ikut senyum, hanyut dalam emosi yang wajar, dan yang paling gue suka : ada nilai positifnya, dan itu sangat dominan. Two Thumbs Up!!!! Yang paling gue suka (lagi) adalah bagian di mana Mading Sekolah dikembangkan menjadi TV Sekolah! Semoga aja ini bisa jadi inspirasi buat para remaja yang senang beraktivitas dan ingin memajukan sekolahnya. Gue liat tiap episode, iklannya semakin bertambah dan bahkan jam tayangnya dimajuin

Fear Factor versi Indonesia (#1- Tantangan yang gak kacangan)

Nonton Fear Factor Versi Indonesia kemarin, ada dua hal yang ingin gua komentari, dan itu akan gua bagi dalam 2 tulisan. Yang pertama, bahwa reality show tentang memerangi rasa takut ini memang sangat menarik -kalo gak bisa dibilang keyen- Di luar kenyataan bahwa sampe sekarang persertanya masih didominasi orang-orang yang katanya-lumayan-beken-dan-tampang-kayak-maksa -musti-cakep itu (biasa deh, stereotip dunia hiburan, orang Indonesia kayak malu ama tampang asli bangsa sendiri), tantangan yang harus dihadapi peserta memang cukup berhasil "mbikin-takut-n-jijik". Sesuai temanya, yaitu faktor yang menakutkan, tantangan tersebut gak semata berupa tantangan fisik yang memerlukan otot kawat-tulang besi. Hal ini yang paling menarik, mengingat gak semua orang sekuat Gatotkaca, tapi belum tentu seorang Superman berani tidur dalam kotak kecil bareng sekumpulan tarantula berbisa. Ohya, ada dua hal yang paling gua suka dalam menghadapi tantangan : yang menguji nyali, dan mengadu kecer