Skip to main content

Blog Go-Ranahminang masuk majalah online (Rubrik bz!aktual)

Thank YOU, Blogfam!

update dulu
Lama yah gue gak update di blog ini?
Selain kerjaan di darat, kemarin gue sibuk bikin artikel ini itu dan nulis beberapa cerita buat diikutin lomba. sampe sekarang masih nulis aja nih, hehehe, gue lagi perhitungan banget soal nulis : daripada nulis di blog yang nggak belum menghasilkan duit, mendingan kan nulis yang udah pasti akan menghasilkan!!! Hahaha *mukamatre mode on*

Tapi gue juga masih ada kok tebar pesona di internet, hihihi, belakangan gue rajin banget keluar masuk forum blogfam, nyambangin forum alumni, hingga numpang lewat di milis2. Ngeblog juga masih jalan, tapi sementara ini gue kok lagi pengen fokus di blog ini dulu yah?
Mungkin karena rasa cinta gue sama Minangkabau?
Atau juga karena gue emang seneng menulis feature?
Atau karena kenarsisan gue berkurang, sehingga males ngeblog di blog sendiri yang notabene pasti isinya rada narsis? Wakakaka...!!!

Anyway, semua kerja keras gue keliatannya mulai menampakkan hasil. Alhamdulillah, satu persatu kabar baik gue terima (terlepas dari lebih banyaknya kabar buruk yang gue baca/tonton/denger belakangan ini). Blog Go-Ranahminang masuk majalah online blogfam! Waaa, senangnya! Rubriknya bz!aktual, huhuhu, serasa jadi seleb aja nih, pake istilah 'aktual' segala!!! Hohoho... Kapan2 blog gue sendiri musti masuk rubrik bulan ini nih! Hihihi... *teteuppppp!!!!*

===================================
Okay, sebelum pada ngantuk bacanya (karena posting berikut bakal panjang, mending gue sudahin aja info dari gue. Berikut gue posting bagian2 berita bz!aktual tentang blog Go-Ranahminang (sebagian aja, selengkapnya bisa dibaca di link majalah tersebut)

Latar belakang pembuatan blog Go-Ranahminang
"Ada dua hal yang orang akan ingat pada Ranah Minangkabau; makanan khas (kuliner) dan lokasi wisatanya. Sebagai perantauan Minang yang pernah tinggal di kampuang halaman (semasa kuliah, 1998-2003) selalu ada rasa rindu untuk kembali ke sana. Dalam berbagai kesempatan berbicara soal Minangkabau, ternyata tidak hanya urang Minang asli yang punya apresiasi yang sama akan kampung halamannya, tetapi juga banyak orang luar Minang yang memiliki kesan mendalam, bahkan tidak jarang mereka langsung menyatakan keinginannya untuk (kembali) mengunjungi daerah-daerah wisata di Sumatra Barat.

Suatu ketika, kerinduan akan kampung halaman begitu merasuk di hati hingga -pada awal Desember tahun lalu, saya menuangkannya dalam sebuah tulisan di blog. Di sana saya paparkan keindahan ranah Minang, antara lain obyek wisatanya (antara lain: kota wisata Bukittinggi yang kadang disebut Paris van Sumatra, Lembah Harau yang sering disebut sebagai Green Canyon-nya Indonesia, tempat surfing para bule di Mentawai, keindahan Danau Singkarak, Puncak TriArga (Gunung Merapi-Singgalang-Tandikat) lokasi rafting di Danau Maninjau, hingga tempat-tempat jajan yang terkenal (di kota Padang, Bukittinggi, hingga Padangpanjang). Karena keterbatasan halaman, maka tidak semunya bisa saya informasikan di blog. Tidak disangka, respon (komentar) dari pembaca begitu antusias! Beberapa orang bahkan langsung memberi tambahan informasi mengenai lokasi-lokasi lain di Sumatra Barat yang belum sempat saya sebutkan. Tidak sedikit yang bahkan protes berat karena dianggapnya saya lupa untuk menuliskan lokasi-lokasi lain. Yang surprise, banyak dari mereka yang berkomentar tersebut justru bukan berasal dari Minangkabau! Tapi mereka tahu persis apa-apa saja kuliner khas dan dimana tempat-tempat wisata yang bagus di Sumatra Barat. Semua respon tersebut sangat menyenangkan dan menggugah diri saya," kata wanita yang akrab dipanggil Etna ini melalui email. "Berangkat dari respon yang sangat bagus tersebut, lanjutnya lagi, "saya yang tadinya memang berniat melanjutkan cerita mengenai ranah Minang, (di blog saya) akhirnya punya ide untuk menuangkannya dalam sebuah blog bertema yang khusus mengenai Minangkabau. Ide inilah yang kemudian saya diskusikan dengan Maryulismax. Max, yang juga seorang jurnalis pada harian lokal di kota Padang langsung menyatakan kesediaan untuk ikut serta mengelola blog itu. Di internet sebetulnya cukup banyak situs yang memberikan informasi mengenai Minangkabau, tapi belum ada satu pun yang berupa blog, dan terutama khusus mengulas Minangkabau. Mengingat semakin berkembangnya dunia blogging di internet, tentunya keberadaan blog Go-RanahMinang dapat menjadi alternatif media informasi yang mudah diakses siapapun. Alhamdulillah, terhitung 2 bulan sejak dipasang, hit counter menunjukkan bahwa blog ini sudah dikunjungi lebih dari 330 kali. Padahal kegiatan promosi blog ini belumlah dilakukan secara optimal. Sebagaimana tertulis pada headernya, blog Go-RanahMinang ini dipersembahkan untuk memperkenalkan Ranah Minang tercinta. 'Memperkenalkan' di sini diwujudkan dengan postingan-postingan informatif dengan format feature. Sejauh ini, alhamdulillah respon yang masuk sangat positif, baik untuk postingan artikel maupun keberadaan blog spesial ini. Tidak hanya dukungan dari blogger asal Minang, tetapi banyak juga blogger dan pengunjung yang bukan urang Minang menyatakan dukungannya pada blog Go-RanahMinang. Bahkan beberapa pengunjung juga langsung mengutarakan keinginannya untuk menjadi kontributor blog ini. Kami sangat berterima kasih pada semua pihak yang memberikan respon positif tersebut."

Kenapa blog kolaborasi?
"Ada dua alasan," kata Etna yang menyandang gelar Sarjana Hukum Universitas Andalas Padang ini, ketika ditanyakan pertanyaan serupa, "Pertama, sederhana saja, sebagai perantauan (saya kini tinggal di Jakarta) tentulah akan banyak kendala bila saya sendiri yang mem-feature-kan apa-apa yang ada di Sumatra Barat. Terutama untuk mendapatkan foto dan informasi peristiwa terkini, demikian juga dalam hal pengetahuan soal seluk beluk ranah Minang. Mengundang kontributor, atau sebenarnya siapa saja yang bersedia menyumbangkan tulisannya soal ranah minang, tentu akan sangat membantu. Postingan peristiwa budaya Urang Padang Baralek Gadang misalnya, ditulis oleh Max karena beliau memiliki data yang cukup lengkap.

Alasan kedua, saya sering sekali melihat banyak postingan blogger yang berupa artikel khusus tentang Minangkabau (terutama soal kuliner dan wisata). Saya ingin mengumpulkan postingan-postingan informatif tersebut dalam blog Go-RanahMinang ini (tentu saja seizin blogger tersebut). Jadi saya lihat di sini sebetulnya banyak orang yang punya apresiasi tinggi akan Minangkabau. Apresiasi seperti itulah yang ingin ditampung oleh blog Go-RanaMinang, baik mereka (penulisnya) menjadi kontributor maupun sekedar 'menitip' artikel. Hal yang menggembirakan adalah salah seorang kontributor Go-RanahMinang baru menghubungi saya, dan dia mengabarkan bahwa blog ini dalam waktu dekat akan memiliki domain sendiri!
Proses menuju ke sana sedang berlangsung, dan saat ini Go-RanahMinang juga sedang menunggu persetujuan proposal dari depkominfo. Nantinya, web go-ranahminang ini (tetap berbentuk blog) juga memiliki forum yang lebih baik dari yang sekarang.

Keunggulan blog Go-Ranahminang dan usahanya untuk ikut serta memanjukan pariwisata Minangkabau
"Kekuatan blog ada pada isi blog tersebut. Selain membuat tampilan template yang menarik, kami juga berusaha untuk menyajikan artikel-artikel dan foto yang berupa feature Minangkabau. Kesemua artikel disajikan dengan bahasa Indonesia (bukan bahasa Minang) dengan gaya penulisan yang ringan, populer, tapi tetap "berkelas". Dengan begitu banyaknya potensi wisata dan budaya yang tersimpan di Ranah Minang, kami tidak perlu khawatir akan kehabisan bahan untuk ditulis. Selain itu, foto-foto yang bagus, selain dapat menjadi pendukung isi tulisan, tentu saja juga akan menjadi daya tarik tersendiri," demikian kiat Etna menarik pengunjung ke blog kolaborasinya. Ia lalu menambahkan,"Promosi juga berperan penting untuk menarik minat pengunjung. Selain promosi dengan mengusahakan pemasangan banner blog Go-RanahMinang di kalangan blogger, kami juga punya rencana untuk mengadakan event-event baik di internet maupun di "darat". Semuanya butuh proses. Tapi yang terpenting adalah --kembali pada fungsi blog sebagai media informasi, maka kami lebih menekankan pada kualitas isi artikel dan tentu saja secara rutin melakukan update".

Aktivitas offline
Sementara Etna mengungkapkan sejumlah rencana untuk kegiatan offline go-ranahminang. "Beberapa hari setelah blog go-ranahminang diluncurkan, kami juga membuat sebuah sebuah forum komunitas bernama Komunitas Blogger Urang Minang. Community ini bertujuan untuk mahimpun nan taserak. Maksudnya, mengingat fakta bahwa cukup banyak orang Minang yang punya blog, tapi seringkali tidak terdeteksi keberadaan blog dan jati diri sebagai urang Minangnya. Maka komunitas ini diharapkan akan menjadi ajang silaturami dunia maya sesama urang awak, sekaligus mengukuhkan identitas keminangannya. Di forum tersebut misalnya, anggota yang tinggal dari berbagai belahan dunia dapat mengobrol bersama menggunakan bahasa kampuang halaman; maupun bertukar informasi tentang hal lain. Jadi forum komunitas ini fungsinya sebatas media silaturahmi para pemilik blog asal Minangkabau, agar mereka saling kenal satu sama lainnya.
Tapi sebelumnya, patut ditegaskan, keberadaan blog dan juga forum ini bukanlah bentuk dari sikap primordialisme sempit yang hanya mengedepankan semangat kedaerahan. Sebaliknya, blog dengan tagline Go! Minangkabau, GO!!! ini lahir semata karena rasa peduli pada kemajuan pariwisata Indonesia umumnya, dan khususnya kemajuan dari potensi-potensi pariwisata yang ada di ranah Minang, rencananya, pada saat anggota komunitas ini mencapai jumlah tertentu, akan dibuat event seperti kopi darat atau lainnya. Saat ini kami masih sebatas mengobrol di forum atau di Y!m. Tapi pengelola blog Go-RanahMinang akan mengusahakan untuk bisa berperan dalam event lain. Saya baca di sebuah milis komunitas, ada rencana pulang basamo bagi urang awak di seluruh dunia pada medio 2008. Tidak tertutup kemungkinan blog Go-RanahMinang akan ikut berpartisipasi untuk mensukseskan rencana itu," ujar wanita yang berprofesi di bidang Hukum/Legal dan Penulis Free-Lance ini menutup perbincangan.

Comments

Popular posts from this blog

My Friends, My Dreams. Novel dan TV Series. (Review, bagian satu)

Udah lama banget gue pengen nge-review Serial TV berjudul My Friends, My Dreams ini. Novelnya juga sih. Tapi gak sempet-sempet. Oke, mungkin tulisan ini bukan jenis review, ya seenggaknya, serupa review. :p Novel My Friends, My Dreams. Karya : Ken Terate adalah novel –para pemenang sayembara TeenLit Writer- yang pertama gue beli. Gue suka banget novel ini, karena SANGAT BERBEDA dengan novel TeenLit lainnya. Thumb up buat kejelian penulisnya. As we all know, novel bergenre remaja, tentu aja, mengetengahkan kehidupan remaja (hehe, infonya gak penting banget!). Banjirnya sinetron remaja yang sangat gak mutu seperti sekarang, membuat kehidupan remaja sekarang kayaknya cuma berkisar pada kejadian konflik dengan teman, rebutan pacar, cinta gelo, sampe remaja pelaku krimimil. Hellloooooow! Zaman gue sekolah dulu, emang sih rame ikut tawuran, atau digencet kakak kelas, tapi kayakna gak semonoton gitu deh. Masa remaja adalah masa yang paling indah, dan kehidupan sekolah itu menyenangkan. Setuj

My Friends, My Dreams. Novel dan TV Series. (Review, bagian dua)

Sampe suatu ketika, gue kebetulan lagi nonton Kiamat Sudah Dekat (KSD). Pas lagi iklan, ganti chanel, ternyata Serial TV itu muncul di TV7. Sejak itu, gue gak pernah absen nonton (ganti-gantian sama KSD). Gue sampe bela-belain pulang cepet buat bisa nongkrongin TV, apalagi sekarang jam tayangnya dimajuin jadi jam 20. Untung aja tayangnya hari Jumat. Pas mo wiken banget tuh! Gak nyangka, Serial TV-nya (plis deh, ini bukan “sinetron”. Oke?) malah lebih bagus dari yang waktu gue bayangin visual isi novelnya. Aktingnya alami banget. Tiap kejadian selalu bisa membuat gue ikut senyum, hanyut dalam emosi yang wajar, dan yang paling gue suka : ada nilai positifnya, dan itu sangat dominan. Two Thumbs Up!!!! Yang paling gue suka (lagi) adalah bagian di mana Mading Sekolah dikembangkan menjadi TV Sekolah! Semoga aja ini bisa jadi inspirasi buat para remaja yang senang beraktivitas dan ingin memajukan sekolahnya. Gue liat tiap episode, iklannya semakin bertambah dan bahkan jam tayangnya dimajuin

Fear Factor versi Indonesia (#1- Tantangan yang gak kacangan)

Nonton Fear Factor Versi Indonesia kemarin, ada dua hal yang ingin gua komentari, dan itu akan gua bagi dalam 2 tulisan. Yang pertama, bahwa reality show tentang memerangi rasa takut ini memang sangat menarik -kalo gak bisa dibilang keyen- Di luar kenyataan bahwa sampe sekarang persertanya masih didominasi orang-orang yang katanya-lumayan-beken-dan-tampang-kayak-maksa -musti-cakep itu (biasa deh, stereotip dunia hiburan, orang Indonesia kayak malu ama tampang asli bangsa sendiri), tantangan yang harus dihadapi peserta memang cukup berhasil "mbikin-takut-n-jijik". Sesuai temanya, yaitu faktor yang menakutkan, tantangan tersebut gak semata berupa tantangan fisik yang memerlukan otot kawat-tulang besi. Hal ini yang paling menarik, mengingat gak semua orang sekuat Gatotkaca, tapi belum tentu seorang Superman berani tidur dalam kotak kecil bareng sekumpulan tarantula berbisa. Ohya, ada dua hal yang paling gua suka dalam menghadapi tantangan : yang menguji nyali, dan mengadu kecer